Manfaat Daun Beluntas untuk Cegah Kerusakan Hati

Esti Utami Suara.Com
Jum'at, 17 Juni 2016 | 12:02 WIB
Manfaat Daun Beluntas untuk Cegah Kerusakan Hati
Ilustrasi daun beluntas. (Youtube.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perubahan gaya hidup dan pola makan yang tak sehat memicu berbagai macam gangguan kesehatan, salah satunya penyakit hati.

Kerusakan pada hati dapat dipicu oleh konsumsi alkohol dan penggunaan obat-obatan secara berlebihan. Bahan–bahan kimia seperti CCl4, galaktosamin, dan obat anti tuberkulosis juga dapat memiliki efek samping yang membahayakan bagi hati. Berbagai kerusakan pada hati ini dapat mengakibatkan penyakit seperti hepatitis, cholestasis, steatosis, dan granuloma.

Berangkat dari hal ini, lima mahasiswa Fakultas Farmasi UGM yakni Akhmad Esakta, Anissa Nugraheni, Avinda Kumalasari, Jeanette Aline Sarumaha dan Siti Hartinah di bawah bimbingan Dr. Drh. Retno Murwanti meneliti salah satu sumber daya alam di Indonesia yang diduga berpotensi sebagai agen hepatoprotektor, yaitu daun beluntas (Pluchea indica L.).

Daun beluntas merupakan tanaman liar yang sangat mudah ditemukan, namun jarang dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia. Selama ini warga memanfaatkannya sebagai lalapan.

Adapun hepatoprotektor ini ditargetkan dapat mencegah kerusakan pada hati. Daun ini memiliki kandungan senyawa myricetin, quercetin, dan kaemferol yang termasuk dalam golongan flavonoid yang dapat berinteraksi dengan reseptor enzim CYP P450. Ditargetkan bahwa hasil interaksi ini dapat menghambat terbentuknya metabolit toksik seperti pada metabolit toksik paracetamol.

Penelitian dilakukan selama kurang lebih empat bulan betujuan untuk mengetahui efek hepatoprotektor daun beluntas yang diamati melalui histopatologi hati, SGPT, dan SGOT pada tikus jantan galur Wistar. Selain itu juga diamati interaksi antara senyawa myricetin, kaempferol, dan quercetin dengan reseptor enzim CYP P450 melalui molecular docking sehingga didapatkan Score Docking, RMSD, serta Visualisasi Ikatan Antara Protein Enzim CYP2E1 dengan ketiga ligand aktif tersebut.

“Penelitian  ini dilakukan untuk  mengembangkan  potensi  bahan alam  yang masih jarang dimanfaatkan sebagai agen hepatoprotektor. Selain itu, hasil penelitian ini dapat dipublikasikan menjadi sebuah jurnal ilmiah serta dapat dikembangkan menjadi produk kesehatan yang  dapat  dipatenkan sehingga dapat dimanfaatkan secara luas,” jelas Anissa, Kamis (16/6/2016).




BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI