Ini Upaya Pemerintah Untuk Menekan Kasus DBD

Kamis, 16 Juni 2016 | 16:53 WIB
Ini Upaya Pemerintah Untuk Menekan Kasus DBD
Temu media 'ASEAN Dengue Day ke-6' di Jakarta, Rabu (15/6/2016). (Suara.com/Firsta Nodia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi masalah bagi Indonesia. Meski angka kematian DBD terus mengalami penurunan, jumlah kasus DBD terus terjadi sepanjang tahun.

Untuk menekan angka kejadian DBD, pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menggalakkan program 1 rumah 1 jumantik. Dalam program ini, satu anggota keluarga diharapkan bisa menjadi juru pemantau jentik di rumahnya sendiri.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Mohamad Subuh mengatakan jumantik dalam suatu rumah tangga nantinya akan memastikan bahwa tidak ada jentik di tempat tinggalnya sehingga kasus penularan virus DBD dari nyamuk Aedes Aegypti bisa ditekan.

"Pengalaman kita tahun lalu ke Tangerang bersama Menkes, masuk ke tempat privat suatu rumah tangga itu sangat sulit. Kamar mandi, misalnya ada di kamar tidur pribadi mereka sehingga kalau jumantiknya berasal dari keluarga tersebut jadi lebih mudah untuk memantu jentik-jentik di area privat," ujarnya pada temu media 'ASEAN Dengue Day ke-6' di Jakarta, Rabu (15/6/2016).

Lebih lanjut Subuh mengatakan, dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta, maka jumlah jumantik yang diharapkan dapat mencapai 65 juta jumantik, dengan asumsi satu keluarga terdiri dari empat anggota keluarga.

"Apakah ini mungkin? Kita harus optimis ini akan berhasil. Karena sebenernya pengetahuan masyarakat sudah tinggi tentang bagaimana mereka melakukan pencegahan DBD. Kalau kita lihat angka kematian DBD pada 1968 mencapai 41 persen tapi saat ini dengan perkembangan teknologi dan pemahaman masyarakat yang sudah baik dalam mendeteksi DBD, angka kematian bisa menurun hingga dibawah 1 persen," imbuhnya.

Subuh berharap program satu rumah satu jumantik ini bisa menekan angka kejadian DBD hingga 0 persen. Untuk itu ia mengimbau agar masyarakat tak lengah untuk membasmi sarang nyamuk dimulai dari lingkungan tempat tinggalnya.

"Untuk itulah upaya harus kita lakukan, jangan lengah sedikit pun. PSN (pemberantasan sarang nyamuk) harus dilakukan tiap minggu. Kalau satu tahun ada 52 minggu maka 52 kali harus kita lakukan PSN ini," pungkasnya.


BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI