Suara.com - Tak hanya kaum Adam, kini semakin banyak perempuan yang juga merokok. Celakanya lagi, banyak di antara mereka yang menjadikan rokok gaya hidup.
Padahal, banyak yang mengetahui bahwa rokok terkait erat dengan berbagai risiko penyakit. Menurut dr Feni Fitriani Taufik, SpP dari RS Persahabatan, kebiasaan merokok pada perempuan juga memiliki banyak risiko.
"Pada perempuan, merokok bisa mengurangi kecantikannya. Misalnya bisa membuat kulitnya kempot, gigi dan gusi juga menjadi jelek," ujarnya pada temu media peringatan 'Hari Tanpa Tembakau Sedunia' di Jakarta, baru-baru ini.
Tak hanya sampai di situ, kita juga banyak yang telah mengetahui bahwa rokok bisa meningkatkan penyakit stroke, jantung, kanker, hingga diabetes. Belum lagi jika dijalani saat hamil, risikonya bisa mengenai janin yang dikandungnya.
Salah satunya adalah memicu bayi lahir dengan berat badan rendah. Feni menjelaskan ibu hamil (bumil) perokok aktif atau perokok pasif yang sering terkena paparan asap rokok dari orang terdekatnya, ditemukan adanya kadar CO sebanyak tiga kali lipat di plasenta janin.
"Kalau kadar CO tinggi maka ikatan oksigen yang masuk akan kalah sehingga janin akan kekurangan oksigen. Akibatnya, berat badan bayi yang lahir dari ibu perokok lebih rendah dibandingkan bayi yang lahir dari ibu non-perokok," imbuhnya.
Terhambatnya aliran oksigen ke janin karena tingginya kadar CO pada bumil perokok, ditambahkan dia, juga dapat memicu janin tumbuh tidak maksimal, atau pada kasus yang amat jarang dapat menyebabkan janin meningal di dalam kandungan.
"Sedangkan bagi perempuan perokok yang tidak hamil, risikonya gangguan kesuburan, yang membuatnya sulit memperoleh keturunan," pungkas Feni.