Daun Sirih Bisa Atasi Keputihan, Mitos atau Fakta?

Ririn Indriani Suara.Com
Jum'at, 27 Mei 2016 | 21:06 WIB
Daun Sirih Bisa Atasi Keputihan, Mitos atau Fakta?
Ilustrasi daun sirih. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tanya:

Selamat malam Dokter,
DoK, kenapa setiap kali saya berhubungan intim dengan suami, kok selalu keluar cairan putih susu yang banyak banget. Padahal untuk keseharian mungkin ada kalanya keluar, tapi lebih sering keluar pada saat berhubungan intim saja. Padahal saya sudah membasuhnya dengan air rebusan daun sirih seminggu 2 kali, tapi masih saja keluar. Bagaimana cara mengatasinya, Dok? Terima kasih.

WP


Jawab:

Selamat malam Saudari WP,
Berapa lama keluhan tersebut Anda alami? Adakah keluhan lain yang Anda alami seperti rasa gatal dan bau pada area genital?

Secara garis besar, keputihan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni keputihan fisiologis maupun patologis. Keputihan yang tidak berbau, berwarna jernih dan tidak menimbulkan keluhan gatal umumnya tergolong normal dan tidak membutuhkan penanganan lebih lanjut.

Sedangkan untuk keputihan yang patologis, atau akibat infeksi, tentunya diperlukan pengobatan sesuai dengan penyebab keputihan.

Bagaimanakah dengan ciri keputihan yang Anda alami tersebut? Apabila keputihan yang Anda alami disertai dengan tambahan keluhan seperti rasa bau dan gatal pada area genital, maka sebaiknya waspadai kemungkinan keputihan akibat infeksi. Terlebih bila keluhan tersebut sudah seringkali Anda alami.

Konsultasi kepada dokter sangat dianjurkan untuk membantu menegakkan apa diagnosa pasti penyebab keluhan yang Anda alami. Pemeriksaan penunjang seperti apusan sekret vagina juga dapat membantu menegakkan jenis mikroba penyebab keputihan.

Untuk sementara, pastikan Anda memperbaiki hygiene area genital dengan tidak sembarangan menggunakan air basuh serta menghindari pemakaian celana yang terlalu ketat. Penggunaan air rebusan sirih untuk membasuh are genital sebaiknya dihindari, karena berpotensi membunuh flora normal pada area kewanitaan sehingga keseimbangan asam-basanya terganggu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI