Namun, saat menstruasi berlangsung, hal ini tidak sempat dilakukan oleh tubuh, membuat darah jadi keluar dalam bentuk gumpalan-gumpalan darah berwarna gelap. Jika darah yang keluar terus-menerus dalam kondisi seperti ini, sebaiknya segera dilakukan pemeriksaan ke dokter.
Pada darah yang berbentuk licin seperti jelly, artinya darah kotor tercampur dengan lender dari serviks pada vagina. Pada jenis darah yang tipis dan cair, darah sudah kembali bekerjasama dengan anticoagulant alami tubuh karena perdarahan yang terjadi juga sudah tidak seberat sebelumnya dan darah berwarna merah terang.
Saat darah tampak keluar dengan suatu gumpalan jaringan berwarna keabuan dalam jumlah yang banyak, kemungkinan besar telah terjadi keguguran atau aborsi yang perlu segera diperiksakan ke dokter. Darah lainnya yang tampak tidak normal dapat diakibatkan oleh keberadaan fibroids atau leiomyomas, sejenis tumor jinak yang ada di dalam rahim.
Tanda dari terjadinya fibroids adalah adanya darah menstruasi yang lebih banyak daripada biasanya dengan waktu darah menggumpal yang lebih panjang.
Kondisi darah dan teksturnya yang juga tampak berbeda dari biasanya dapat pula menandakan adanya ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron. Perubahan hormon yang demikian dapat terjadi akibat:
1. Perubahan berat badan yang terjadi secara tiba-tiba
2. Efek dari konsumsi obat-obatan
3. Adanya pembesaran rahim
4. Adanya halangan pada aliran darah menstruasi
5. Adanya pertumbuhan abnormal pada jaringan rahim atau kondisi endometriosis atau adenomyosis
6. Adanya kondisi menopause
Hal-hal yang harus diwaspadai dari perubahan tekstur dan warna pada darah menstruasi adalah jika kondisi tersebut terjadi bersamaan dengan gejala rasa lelah berlebihan, rasa pusing, kulit dan kuku yang menjadi pucat dan siklus menstruasi yang tidak teratur. Kondisi ini dapat menjadi tanda adanya penyakit anemia yang membutuhkan suplemen zat besi.
.