Suara.com - Berbagai hormon yang dimiliki perempuan ternyata menempatkannya sebagai golongan yang berisiko mengidap berbagai penyakit. Bahkan tak sedikit penyakit yang dapat menimbulkan kematian bagi para perempuan.
Di antara kista, tumor dan kanker, masalah yang paling banyak menyerang kaum Hawa, kata dr Adrian Setiawan, SpOG dari RS Siloam Kebon Jeruk adalah miom, tumor jinak yang kerap tidak menimbulkan gejala sehingga tak disadari oleh penderitanya.
"Sebanyak 45 persen perempuan memiliki miom, tapi kebanyakan tanpa gejala sehingga banyak perempuan tidak menyadarinya," ujarnya pada temu media di Siloam Hospital Kebon Jeruk, Jakarta, Selasa (24/5/2016).
Untuk mengenali empat penyakit yang sering mengintai perempuan, simak ulasan berikut.
1. Miom
Penyebab timbulnya miom, menurut Adrian, belum diketahui secara pasti. Namun yang jelas kondisi ini dipicu mutasi genetik yang berkembang setelah perempuan mendapatkan menstruasi dan berkurang hingga memasuki masa menopause.
Biasanya, perempuan yang memiliki miom cenderung mengalami nyeri saat haid dengan jumlah darah yang dikeluarkan sangat banyak. Dengan peluang mengidap miom yang tinggi di kalangan perempuan, ia mengimbau agar perempuan melakukan deteksi dini melalui pemeriksaan USG setahun sekali untuk mengetahui ada tidaknya miom.
"Miom memang dapat mempengaruhi kesuburan perempuan dan peluang memperoleh anak. Oleh karena itu tindakan pencegahan penting dilakukan dengan menjalani hidup sehat dan mengurangi makanan junk food," ujar Adrian.
2. Endometriosis
Endometriosi atau yang kerap disebut kista coklat ini juga banyak diidap perempuan. Insiden pada perempuan usia subur mencapai 5-10 persen. Meski bukan menjadi penyebab ketidaksuburan secara langsung, Adrian menyebut adanya kista coklat dapat mempengaruhi peluang pasangan memiliki buah hati.
"Gejalanya nyeri saat mulai haid hingha aliran darah pada puncaknya, sakit saat berhubungan seksual, sulit buang air besar, nyeri punggung dan gangguan kesuburan," ujarnya.
Meski mempengaruhi kesuburan, Adrian mengatakan bahwa pengangkatan kista coklat tidak perlu dilakukan kecuali sudah berukuran besar atau menimbulkan nyeri diambang batas. Alasannya, pengangkatan kista coklat dapat mengurangi jumlah sel telur sehingga membuat pasangan sulit mendapatkan keturunan.
3. Kanker ovarium
Kanker ovarium kini banyak menyerang perempuan dibandingkan zaman dahulu. Menurut Adrian, hal ini terjadi karena banyak pasangan yang memilih memiliki anak dalam jumlah sedikit, tak seperti pasangan zaman terdahulu.
"Buyut kita zaman dahulu punya anak bisa 5-6. Sehingga baru melahirkan sudah hamil lagi, sehingga risiko kanker ovarium menurun," ujarnya.
Selain itu faktor hormonal, genetik dan gaya hidup tak sehat juga turun berkontribusi menimbulkan masalah ini. Kabar baiknya, pengguna pil kontrasepsi berisiko 50 persen lebih rendah mengidap kanker ovarium.
4. Kanker serviks
Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang paling banyak diderita perempuan setelah kanker payudara. Aktivitas seksual secara dini dan kebiasaan bergonta-ganti pasangan menjadi faktor risiko kanker serviks.
Pada stadium I dan II, kata Adrian, pengobatan kanker serviks dapat dilakukan melalui pembedahan atau operasi. Tumbuh kembalinya kanker jarang terjadi bila kanker telah diangkat melalui operasi. Akan tetapi, pasien dianjurkan untuk tetap melakukan pemeriksaan lanjutan, termasuk melakukan pap smear secara teratur.
"Sementara untuk kanker serviks berstadium lanjut IIB hingga IVB, pengobatan dapat dilakukan melalui radiasi dan kemoterapi," pungkasnya.