Mitos Seputar Pil Kontrasepsi yang Tak Benar

Selasa, 24 Mei 2016 | 14:36 WIB
Mitos Seputar Pil Kontrasepsi yang Tak Benar
Ilustrasi pil KB (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banyak pasangan yang sudah menikah menggunakan alat kontrasepsi tertentu demi mencegah kehamilan. Survei menunjukkan bahwa 9 dari 10 perempuan di dunia menggunakan kontrasepsi modern seperti kondom, alat kontrasepsi dalam rahim, sterilisasi hingga konsumsi pil hormonal.

Sayangnya penggunaan pil hormonal untuk mencegah kehamilan masih rendah karena banyaknya mitos yang berkembang seputar konsumsi jenis kontrasepsi satu ini. Dokter spesialis obstetri dan ginekolog, Boy Abidin, mengatakan bahwa banyak perempuan takut menggunakan pil kontrasepsi hormonal karena takut sulit gemuk, sulit hamil, dan diyakini dapat memicu kanker.

"Padahal hal tersebut tidak benar. Dulu --51 tahun yang lalu-- memang dosis estrogen dan progesteron dalam pil kombinasi memang sangat tinggi sehingga efek samping besar, tapi dengan kemajuan teknologi dosis diturunkan sampai 20 mikro gram. Sehingga efek samping berkurang namun efektivitasnya semakin baik," ujar dokter Boy pada temu media yang dihelat Bayer di Jakarta, Selasa (24/5/2016).

Berikut adalah sederet mitos mengenai pil kontrasepsi hormonal yang dibantah oleh dr Boy Abidin, SpOG.

1. Memicu mual, muntah, dan menaikkan berat badan.
Efek samping ini menurut dokter Boy memang terjadi pada jenis pil hormonal puluhan tahun yang lalu. Namun kini, seiring dengan kemajuan teknologi, dosis yang digunakan diturunkan hingga 20 mikrogram sehingga efek samping yang dirasakan jauh berkurang.
Sedangkan untuk penggunaan jenis kontrasepsi suntik, dokter Boy mengatakan bahwa memang terjadi peningkatan berat badan yang signifikan. Namun hal ini tak terjadi pada penggunaan pil hormonal.

2. Membuat perempuan sulit hamil
Mitos ini umum di kalangan para kaum hawa. Namun hal ini dibantah oleh dokter Boy. Menurutnya efek dari penggunaan pil kontrasepsi hanya akan berlangsung selama 24 jam. Sehingga ketika konsumsi pil kontrasepsi dihentikan, peluang kehamilan bisa didapatkan.
"Begitu dihentikan obatnya maka risiko untuk terjadinya kehamilan kembali meningkat. Oleh karena itu, kalau benar-benar ingin mencegah kehamilan konsumsi pil hormonal secara teratur," imbuhnya.

3.Memicu jerawat
Pil kontrasepsi dianggap dapat memicu jerawat. Padahal menurut dokter Boy, hal ini hanyalah mitos. Bahkan kandungan progestin pada pil kombinasi dapat menghambat androgen yang memicu jerawat.
"Justru banyak yang menggunakan pil kontrasepsi ini sebagai pengobatan jerawat. Karena manfaat tambahan yang diberikannya," ujarnya.

4. Menyebabkan kanker
Banyak orang yang menganggap konsumsi obat hormonal dapat memicu kanker dan tumor. Namun hal ini hanyalah mitos. Dengan tidak adanya ovulasi, dokter Boy mengatakan bahwa sebenarnya pertumbuhan sel-sel ovarium ditekan sehingga tidak memicu keganasan.
"Bahkan penggunaan pil kontrasepsi dapat menurunkan risiko kanker ovarium dan kista sebanyak 50 persen. Efek berlanjut sampai 15 tahun setelah penggunaan pil kontrasepsi," ujar  Boy.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI