Suara.com - Program Lingkungan Hidup PBB (UNEP) telah menemukan kaitan kemarau dan banjir dengan meningkatnya penyebaran zat beracun seperti sianida pada bahan makanan yang menyebabkan kematian jutaan orang di seluruh dunia.
Jacqueline McGlade, Kepala Ilmuwan UNEP, pada Senin (23/5/2016) mengatakan dampak dari perubahan iklim ialah peningkatan penyebaran sianida pada bahan makanan, kebanyakan akibat aflotoxin.
Aflotoxin adalah bahan kimia beracun yang menyebabkan kanker dan diproduksi oleh jamur tertentu (Aspergillus flavus and Aspergillus parasiticus) yang tumbuh di tanah, gandum, jerami dan sayuran busuk.
"Ada masalah racun bagi kesehatan manusia yang disebabkan oleh aflotoxin --yang mempengaruhi makanan manusia. Jagung karena kondisi lembab di tempat penyimpanan menyebabkan aflotoxin. Masalahnya ialah apa yang kita kerjakan untuk menghadapi aspek perubahan iklim ini," kata McGlade.
UNEP mengatakan di dalam satu laporan baru yang disiarkan di Nairobi dalam Sidang Umum Lingkungan Hidup PBB (UNEA) bahwa sedikitnya 12,6 juta orang meninggal pada 2012 akibat lingkungan hidup yang tidak sehat. UNEP memperingatkan risiko lingkungan hidup merenggut korban paling banyak di kalanan anak kecil dan orang usia lanjut.
Dalam pertemuan UNEP di Nairobi, hadir 130 menteri lingkungan hidup dari berbagai negara untuk membahas upaya mengatasi risiko lingkungan hidup. Direktur Pelaksana UNEP Achim Steiner mengatakan ada kebutuhan mendesak guna menangani perubahan iklim secara efektif.
"Penekanan pada pertumbuhan ekonomi atas nama pembangunan mulai membunuh banyak orang. Jika anda mengetahui sesuatu membunuh seseorang dan anda terus melakukannya, maka itu adalah kesengajaan," kata Steiner.
Pertemuan UNEP juga telah mengingatkan risiko penyebaran penyakit secara global dengan kecepatan yang jauh meningkat.
Braulio Diaz, Sekretaris Pelaksana Konvensi mengenai Keragaman Hayati (CBD) mengatakan dampak perubahan iklim menimbulkan risiko penyebaran penyakit yang disebabkan oleh patogen dan parasit di seluruh dunia.
"Pertanian akan terpengaruh di seluruh dunia. Kita juga kehilangan dasar genetika produksi makanan kita, yang akan membuat kita kesulitan menanggapi kerawanan pangan. Ini ditambah parah oleh kemerosotan ekosistem dan ekosistem kesehatan yang sangat penting," kata Diaz. (Antara/Xinhua)
Perubahan Iklim Tingkatkan Risiko Kesehatan
Esti Utami Suara.Com
Selasa, 24 Mei 2016 | 08:51 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Fakta-Fakta Mencengangkan di Balik Kebakaran Hebat Los Angeles: Contoh Langsung Dampak Perubahan Iklim!
11 Januari 2025 | 14:33 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Health | 16:05 WIB
Health | 15:58 WIB
Health | 15:51 WIB
Health | 11:31 WIB
Health | 11:19 WIB
Health | 08:04 WIB
Health | 07:53 WIB