Lima Penyebab Gatal pada Vagina

Ririn Indriani Suara.Com
Rabu, 18 Mei 2016 | 08:38 WIB
Lima Penyebab Gatal pada Vagina
Ilustrasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Vagina gatal bisa disebabkan oleh sesuatu yang sederhana seperti produk pembersih yang tidak cocok. Namun dalam kasus lain, bisa juga menjadi gejala dari masalah yang lebih serius.

Panduan ini akan membantu Anda mengetahui persis apa yang membuat vagina terasa gatal dan apa pilihan pengobatan yang ada setelah ditinjau oleh dr Deffy Leksani Anggar Sari, Konsultan Meet Doctor.

1. Bakteri vaginosis
Bakteri vaginosis (BV) adalah alasan paling umum untuk vagina gatal. Penyebabnya adalah ketidakseimbangan bakteri sehat dan perubahan pH vagina.

Gejalanya mirip dengan keputihan, karena infeksi jamur, tetapi dalam kasus ini, debit cairan vagina lebih berair dan biasanya memiliki bau tertentu, kata Lauren Streicher, M.D., penulis Sex Rx: Hormones, Health, and Your Best Sex Ever.

Krim yang dijual bebas di apotik bisa membantu.  Jika BV Anda tidak sembuh setelah waktu penggunaan yang disarankan, Anda harus memeriksakan diri ke dokter.

2. Infeksi jamur
Seperti BV, infeksi jamur seringkali disebabkan oleh pH vagina tak seimbang, kata Wendy Askew, M.D.,  ob-gyn di Institut Kesehatan Perempuan di San Antonio. Infeksi jamur dapat terjadi secara acak atau mengikuti pola penggunaan antibiotik, jenis kelamin, stres, atau perubahan diet (perempuan dengan diabetes memiliki risiko lebih tinggi).

Selain gatal, Anda mungkin juga mengalami keputihan. Kabar baiknya Anda dapat  menggunakan obat bebas, seperti Monistat, yang bisa mengurangi gejala dalam satu atau dua hari.

Untuk menghindari infeksi berulang, Askew merekomendasikan untuk mengonsumsi probiotik seperti yogurt yang akan membantu menjaga mencegah pertumbuhan jamur.

3. Kontak dermatitis
Iritasi kulit ini disebabkan oleh alergi terhadap produk tertentu, kata Brett Worly, M.D., asisten profesor di departemen obstetri dan ginekologi di Ohio State University. Produk yang dimaksud bisa apa saja, seperti parfum atau sabun, termasuk kondom dan pelumas.

Selain gatal, gejala lainnya adalah kulot kemerahan, bengkak, dan penebalan kulit. Hal ini juga dapat terjadi karena hasil cukur, kata Askew.
Jika Anda tahu bahwa Anda rentan terhadap iritasi vagina, gunakan produk hypoallergenic, kata Worly. Bahkan kertas toilet dengan aroma atau warna tertentu dapat menyebabkan iritasi bagi yang sensitif atau alergi.

4. Penyakit menular seksual
Hubungan seks berisiko tanpa kondom dapat menyebabkan PMS atau penyakit menular seksual. PMS dapat membuat bagian kewanitaan Anda gatal.

PMS yang dimaksud adalah klamidia, herpes, trichomoniasis, dan gonore. Kutu kemaluan, juga dapat muncul pada bagian rambut kemaluan dan menyebabkan gatal.

Jika Anda mengalami gatal bersama dengan gejala PMS umum lainnya seperti terbakar saat Anda buang air kecil, keputihan berbau busuk, koreng pada alat kelamin dan rasa sakit saat berhubungan seks, Anda harus harus segera memeriksakan diri ke dokter kebidanan dan kandungan.

Jika hasil tes positif, Askew mengatakan, dokter akan memberikan antibiotik baik berupa injeksi atau oral, atau obat antivirus dalam kasus herpes.

5. Hormon
Saat tingkat hormon berubah atau berfluktuasi (seperti selama periode haid, kehamilan, menopause, atau saat menggunakan metode KB hormonal), Anda mungkin mengalami gatal pada vagina. Kekeringan adalah indikator lain yang  bisa sebabkan nyeri di vagina.

Vagina kering juga dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon. Produk pembalut atau panty liner juga sering mengandung wewangian atau pewarna yang dapat menambah ketidaknyamanan.

Jika ini sering terjadi pada Anda, pertimbangkan untuk mencoba pembalut organik. Mengenai alat KB, agak sulit menentukan apakah produk yang Anda pakai memang menjadi penyebabnya.

Kadang-kadang satu-satunya cara untuk mengetahuinya kata Worly, dengan menghentikan pemakaian produk itu atau dan mencoba metode kontrasepsi yang lain.

Untuk mengatasi vagina gatal, makanan yang Anda asup setiap hari juga perlu diperhatikan. Konsumsilah yogurt karena memiliki zat aktif yang dapat menghilangkan bakteri jahat dan dapat menambah bakteri baik pada vagina.  

Tapi, jangan asal pilih yogurt ya. Telitilah membeli yogurt. Pilihlah yogurt berkualitas baik dengan rasa asam yang pas.

 





BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI