Nyeri Dada Bisa Disebabkan oleh Sederet Penyakit Ini

Ririn Indriani Suara.Com
Jum'at, 13 Mei 2016 | 17:28 WIB
Nyeri Dada Bisa Disebabkan oleh Sederet Penyakit Ini
Ilustrasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tanya:

Selamat sore Dokter,
Saya karyawati usia 25 tahun. Saya ada keluhan di dada yang terkadang terasa nyeri seperti ditusuk-tusuk atau tertekan, tapi saya tidak pusing, mual, atau sakitnya menjalar kebagian lain, hanya di dada saja. Biasanya besoknya kembali normal dan nyerinya juga tidak sampai berjam-jam. Apakah ini hanya masuk angin atau angina atau jantung? Ataukah stres, kelelahan juga bisa menyebabkan nyeri dada? Kalau saya cek, sebaiknya ke dokter apa? Terima kasih.

MM


Jawab:

Selamat sore Saudari MM,
Sifat dari nyeri dada dapat muncul dalam berbagai sensasi nyeri di antaranya, dapat berupa ditusuk-tusuk, nyeri tajam, nyeri tumpul, seperti ditekan, panas atau terbakar. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain:

1. penyakit jantung
Miokarditis atau perikarditis (infeksi jantung), serangan jantung, angina, diseksi aorta

2. Gangguan-gangguan sistem pencernaan
Nyeri dada juga bisa disebabkan oleh penyakit maag, GERD, batu empedu, esofagitis, infeksi pankreas.
 
3. Gangguan paru-paru
Bisa berupa penyakit emboli paru, pleuritis, hipertensi pulmonalis, pneumonia, bronkhitis, pneumothoraks

4. Gangguan payudara
Bisa merupakan tanda mastitis, kanker payudara.
 
5. Gangguan kulit, otot, dan tulang dada
Nyeri dada juga bisa disebabkan oleh penyakit kostokondritis, mialgia, Herpes zoster, cedera dada.
 
6. Gangguan psikologis
Nyeri dada juga bisa disebabkan stres atau depresi, dan cemas.

Nyeri dada dapat Anda atasi dengan istirahat yang cukup, olahraga teratur, kurangi kafein, alkohol dan rokok. Selain itu, hindari pula stres, dan konsumsi makanan yang bergizi, serta cukupi asupan cairan dengan perbanyak minum air putih.

Jika keluhan yang Anda rasakan sangat mengganggu dan sudah lebih dari tiga hari sebaiknya konsultasi ke dokter spesialis penyakit dalam.

Demikian penjelasan yang dapat disampaikan, semoga membantu. Terima kasih.

 
Dijawab oleh: dr Ika Laily Purnamasari
Sumber: www.meetdoctor.com

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI