Suara.com - Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan minimal 400 gram asupan buah dan sayur per orang per hari. Sayangnya, fakta menunjukkan bahwa 93.5 persen penduduk Indonesia berusia 10 tahun ke atas kurang konsumsi sayur dan buah.
"Hasil Riskedas 2013 ini bahkan menunjukkan bahwa tingkat konsumsi sayur dan buah per kapita hanya 34.55 kg/tahun, jauh di bawah rekomendasi Food Agriculture Organization (FAO) sebesar 73 kg/kapita/tahun," ujar Konsultan Gastrohepatologi Anak, dr Frieda Handayani Kawanto, Sp.A(K) dari RS Awal Bros Evasari Jakarta.
Ia mengatakan bahwa kurangnya konsumsi buah dan sayur di Indonesia antara lain disebabkan tidak dimulainya pola pembentukan makan sehat sejak usia dini akibat kesulitan ibu dalam memperkenalkan buah dan sayur kepada anak, serta kurangnya pemahaman ibu mengenai konsumsi buah dan sayur yang tepat, baik dari sisi kuantitas asupan maupun manfaat berbagai variasi buah dan sayur.
"Padahal buah dan sayur mengandung berbagai kebaikan seperti vitamin, mineral, dan erat kaitannya untuk daya tahan tubuh, pertumbuhan, serta bermanfaat untuk kesehatan pencernaan," imbuh Frieda.
Merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI no.41 tahun 2014 tentang Penerapan Gizi Seimbang, ia merekomendasikan pemberian buah dan sayur sejak anak berusia 6 bulan. Selain untuk memenuhi kebutuhan terhadap berbagai zat gizi yang semakin meningkat dan tidak didapat dari ASI saja, pola pemberian sejak dini juga berpengaruh terhadap selera makan anak terhadap buah dan sayur, ke depannya.
"Asupan sayur dan buah sejak dini memberikan manfaat kesehatan pencernaan yang memadai untuk anak demi meningkatkan daya serap terhadap nutrisi dan fungsi daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit di masa mendatang," pungkas Frieda.