Kanker Usus, Pembunuh Berdarah Dingin yang Mengintai Kaum Muda

Minggu, 01 Mei 2016 | 11:03 WIB
Kanker Usus, Pembunuh Berdarah Dingin yang Mengintai Kaum Muda
Ilustrasi sel kanker. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kasus kanker usus besar atau kolorektal memang tidak sebanyak kasus kanker payudara atau kanker paru. Namun, risiko kematian yang disebabkan oleh jenis kanker di saluran pencernaan ini tergolong tinggi.

Data badan kesehatan dunia, WHO menyebut bahwa pada 2013 kanker kolorektal merupakan salah satu jenis kanker penyebab kesakitan dan kematian tertinggi. Jika dahulu kanker ini menyerang individu paruh baya, kini banyak individu dewasa muda berusia di bawah 40 tahun yang dilaporkan mengidap kanker usus besar.

Penyebabnya, menurut dokter spesialis Gastroentero Hepatologi FKUI RSCM, Murdani Abdullah, antara lain dipicu oleh gaya hidup tak sehat seperti berlebihan konsumsi makanan berlemak, kurang asupan sayur dan buah, kegemukan, dan kurang aktivitas fisik.

"Angka kejadian kanker usus besar memang tidak sebanyak kanker lainnya tapi jenis kanker ini cukup mematikan dan membutuhkan biaya besar untuk pengobatannya," ujar Murdani di sela-sela pembukaan simposium 'Indonesian Digestive Disease Week (IDDW) 2016' di Hotel Borobudur, Jakarta, belum lama ini.

Dibandingkan biaya pengobatan, Murdani menyebut bahwa tindakan pencegahan yang dilakukan untuk kanker usus besar relatif lebih murah. Untuk tindakan pemeriksaan darah samar pada tinja misalnya, hanya membutuhkan biaya ratusan ribu rupiah saja.

"Kalau pemeriksaan yang terjangkau itu tes darah samar di tinja yang bisa dilakukan setahun sekali. Untuk yang lebih advance bisa melakukan kolonoskopi dengan hasil yang lebih akurat," imbuhnya.

Murdani menyebut, pemeriksaan darah samar di tinja pun sudah dapat mendeteksi ada tidaknya tumor di tinja. Jika hasilnya positif, maka pasien bisa melanjutkan ke pemeriksaan kolonoskopi untuk mencari tahu letak tumor secara tepat.

"Kalau ada darah di tinja yang seringnya nggak keliatan tapi di tes baru muncul itu berarti ada indikasi tumor atau kanker. Selanjutnya bisa ditangani dengan pengangkatan atau operasi," pungkasnya.

Namun, ia menegaskan lebih penting mencegah timbulnya penyakit dengan pola makan sehat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI