Kasus Resistensi Antibiotik Terus Meningkat, Ini Penyebabnya

Selasa, 19 April 2016 | 15:01 WIB
Kasus Resistensi Antibiotik Terus Meningkat, Ini Penyebabnya
Ilustrasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada 2050 diperkirakan angka kejadian resistensi antibiotik dapat mengancam 10 juta jiwa. Menurut Prof. Dr. dr. Kuntaman dari Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA), peningkatan prevalensi resistensi antibiotik dari tahun ke tahun dipicu oleh berbagai faktor.

Pertama, penggunaan antibiotik yang kurang tepat atau 'misused'. Ia menyebut diagnosis yang salah mengenai penyebab suatu penyakit merupakan salah satu contoh penggunaan antibiotik yang tidak pada tempatnya.

"Jadi, sebenarnya pasien hanya mengidap infeksi virus, tapi dokter mendiagnosisnya disebabkan oleh bakteri sehingga yang seharusnya tidak perlu diobati antibiotik justru diberikan antibiotik," ujar Prof Kuntaman pada temu media 'One Health Approach: Strategi Kurangi Maraknya Bakteri Kebal Antibiotik' di Jakarta, Selasa (19/4/206).

Selain itu, penyebab lain dari peningkatan prevalensi resistensi antibiotik, tambah dia, adalah penggunaan yang berlebihan. Banyak pasien yang masih menganggap antibiotik sebagai obat 'dewa' yang bisa menyembuhkan semua penyakit.

"Akibatnya banyak pasien yang menyimpan antibiotik meski tanpa resep dari dokter," imbuhnya.

Sebaliknya, penggunaan antibiotik yang kurang teratur atau tak dihabiskan selama jangka waktu tertentu juga dapat memicu resistensi antibiotik. Menurut Prof Kuntaman, banyak pasien yang merasa gejalanya sudah membaik sehingga tidak mengonsumsi antibiotik sampai habis.

"Semau-maunya pakai antibiotik. Minum obat yang seharusnya dikonsumsi lima hari hanya digunakann empat hari. Jadi, memang mikroba resisten ya karena kesalahan manusianya sendiri," terangnya.

Selain penggunaan antibiotik yang tidak tepat, penyebaran bakteri resisten dari orang lain juga dapat memicu seseorang mengalami resistensi antibiotik. Oleh karena itu, Kuntaman mengimbau agar masyarakat melakukan pola hidup bersih dan sehat seperti mencuci tangan sebelum dan setelah mengerjakan sesuatu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI