Suara.com - Sejumlah ilmuwan di Amerika Serikat berhasil memindahkan jantung babi ke dalam tubuh seekor babon, mempertahankan jantung itu agar terus berdetak dan hidup selama dua tahun. Mereka yakin terobosan itu akan membuka jalan transplantasi organ dari binatang ke manusia.
Keberhasilan itu dijelaskan oleh para ilmuwan dari National Institute of Health, di Bethesda, Maryland, AS dalam artikel ilmiah yang diterbitkan di jurnal Nature Communications edisi Selasa (5/4/2016).
Xenotranplantation - proses mentransplantasi organ antara binatang dari spesies berbeda - memang dinilai sebagai salah satu solusi untuk mengatasi krisis donor bagi manusia yang membutuhkan organ tubuh.
"Tadinya rintangan utama dalam xenotranplantation adalah reaksi sistem imun yang kuat dari tubuh penerima organ, yang pada akhirnya akan membuat tubuh menolak organ dan menggagalkan proses," kata juru bicara Nature Communication seperti dikutip Newsweek.
"Tetapi para ilmuwan telah berhasil mengembangkan strategi untuk mencegah hal ini, seperti dengan cara mengubah gen yang berhubungan dengan reaksi sistem imun pada organ yang akan didonor dan menciptakan obat untuk menekan sistem imun dari tubuh penerima organ," imbuh dia.
Dalam kasus ini, para ilmuwan berhasil mencegah tubuh babon menolak jantung babi dengan cara memodifikasi gen jantung babi dan tubuh babon diberi sejumlah obat dan antibodi.
Babi, oleh para ilmuwan, dinilai sebagai salah satu calon penyedia jantung bagi manusia. Alasannya karena anatomi jantung babi mirip dengan jantung manusia.
Pemimpin riset itu, Muhammad Mohiuddin dari National Heart, Lung, and Blood Institute, AS mengatakan akan segera melanjutkan riset tersebut ke langkah selanjutnya, yakni memasang jantung babi menggantikan jantung babon.