Ini Dia 5 Penyebab Kematian Mendadak

Ririn Indriani Suara.Com
Rabu, 30 Maret 2016 | 14:31 WIB
Ini Dia 5 Penyebab Kematian Mendadak
Ilustrasi serangan jantung. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Serangan jantung memang bisa membunuh Anda hampir seketika. Namun, kata Gerald Wydro, M.D., ketua pengobatan darurat di Aria Health di Philadelphia, itu bukan peringkat pertama penyebab paling umum kematian mendadak di kalangan orang muda.

Sebab, ada lima penyebab lain yang juga bisa menyebabkan kematian mendadak. Apa saja? Yuk, simak uraiannya setelah ditinjau oleh dr Siti Anita, Konsultan dari Meet Doctor.

1. Kardiomiopati hipertropik
Sekitar satu dari 500 orang memiliki gangguan jantung ini. Kardiomiopati hipertropik menyebabkan dinding otot jantung  menebal dan kehilangan kekuatan memompa.

Sekitar satu persen orang dengan gangguan ini meninggal mendadak setiap tahun, biasanya karena detak jantung terlalu cepat. Banyak orang muda tidak menyadari bahwa  mereka memiliki masalah jantung.

Kebanyakan kasus kardiomiopati hipertropik bersifat genetik, kata Jil Tardiff, M.D., Ph.D., dari fakultas kedokteran universitas Arizona.

Jika Anda memiliki riwayat keluarga yang dicurigai memiliki penyakit jantung, dokter mungkin akan merekomendasikan tes seperti rekam listrik jantung (EKG) dan USG jantung (ekokardiografi). Plus, Anda harus  ekstra waspada terhadap gejala seperti sesak napas, pingsan, dan  jantung berdebar cepat.

Anda dapat melakukan konsultasi dengan dokter spesialis jantung untuk membantu mengatur keadaan anda baik dengan kunjungan rutin serta pengobatan, dan bahkan operasi untuk mencegah kematian mendadak.

2. Kerusakan aliran listrik jantung
Masalah jantung lain yang mungkin menyebabkan kematian mendadak adalah gangguan sistem listrik yang mengontrol dan menyelaraskan detak jantung, kata Dr. Wydro. Kasus ini jarang terjadi namun sangat berbahaya.

Anda mungkin tidak merasakan gejala sampai jantung Anda tidak memompa melainkan hanya mulai bergetar dan tiba-tiba Anda kolaps.

Gangguan jantung ini bersifat genetik juga. Bekerjasamalah dengan dokter untuk menelusuri riwayat keluarga untuk mengelola kelainan ini. Lakukan pemeriksaan seperti EKG dan pemeriksaan rutin lainnya untuk mengidentifikasi kelainan ini.

Sama dengan Kardiomiopati hipertropik, Anda juga dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung untuk membantu mengatur keadaan anda dengan melakukan kunjungan rutin dan penggunaan obat-obatan, serta pengobatan lainnya seperti menghindari faktor pemicu seperti merokok dan minuman beralkohol.

3. Aneurisma otak
Aneurisma adalah kelainan pembuluh darah otak yang muncul akibat penipisan dan degenerasi dinding pembuluh darah arteri. Penyebabnya adalah kelainan bawaan, hipertensi, dan adanya infeksi atau trauma.
Kondisi ini menimbulkan kelemahan pada dinding pembuluh darah sehingga membentuk tonjolan seperti balon. Aneurisme sering tidak memunculkan gejala yang jelas.

Namun menurut penelitian terbaru di jurnal Stroke, sekitar sepertiga dari aneurisma akhirnya pecah dan berakibat fatal. Aneurisme biasanya ditangani dengan pembedahan dan terapi lainnya.

Segera cari pertolongan medis apabila Anda atau orang terdekat merasakan nyeri kepala hebat yang muncul tiba-tiba, pandangan ganda, kejang, dan penurunan kesadaran.

4. Diseksi aorta
Diseksi Aorta adalah kondisi medis yang ditandai dengan robeknya lapisan bagian dalam dari aorta atau arteri besar yang merupakan cabang langsung dari jantung.

Dokter tidak tahu persis apa yang menyebabkan robekan ini, tetapi kondisi ini dapat memicu pendarahan dan berakibat fatal. Diseksi aorta terjadi pada sekitar dua dari setiap 10.000 orang, sebagian besarnya adalah laki-laki usia 40 sampai 70, menurut catatan National Institutes of Health.

Sakit luar biasa dan mendadak  di dada atau punggung adalah gejala utama diseksi aorta. Segera dapatkan bantuan medis jika Anda mengalami hal ini.

5. Emboli paru
Emboli paru adalah penyumbatan pembuluh darah paru akibat lepasnya gumpalan sumbatan pada pembuluh darah balik di bagian tubuh lain (trombosis vena dalam).

Setengah dari orang yang mengalami emboli paru-paru ini,  tidak mengalami gejala sama sekali. Bahkan, kematian mendadak dapat menjadi gejala pertama dari emboli paru.

Awasi tanda-tanda pembekuan darah di tempat lain di tubuh Anda, seperti kaki dan tangan, kata Dr. Wydro. Pengobatan dengan obat pengencer darah dapat mencegah terjadinya emboli paru.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI