Kenali Smegma, Krim Putih yang Menumpuk di Organ Intim

Minggu, 27 Maret 2016 | 18:23 WIB
Kenali Smegma, Krim Putih yang Menumpuk di Organ Intim
Ilustrasi organ intim lelaki, penis. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pernahkah Anda mendapati krim berwarna putih yang muncul saat membersihkan organ genital? Krim yang sering kita anggap 'kotoran' tersebut adalah smegma.

Dikatakan oleh dr. Muhammad Zaiem dari Graha Rumah Sunatan, Jatiasih, Bekasi, pada laki-laki, smegma biasanya terbentuk di kepala penis dan di balik kulup pada pria yang tidak disunat. Sedangkan pada wanita, smegma dapat ditemukan di antara kedua bibir vagina dan daerah sekitar klitoris.

"Smegma terbentuk dari sel-sel kulit yang sudah mati. Jika sering dibersihkan, smegma akan berwarna jernih dan tidak terlihat.  Namun jika dibiarkan, smegma dapat menumpuk dan bercampur dengan keringat dan minyak yang diproduksi oleh kelenjar minyak di kulit sehingga tampak seperti keju berwarna putih atau kekuningan," ujar Zaiem pada seminar media Sunat Cara Mudah Jaga Kebersihan Mr P di Jakarta, Minggu (27/3/2016).

Tak hanya bersifat sebagai kotoran, smegma, tambah Zaiem, juga menjadi tempat berkembangbiaknya bakteri.

“Akibatnya, timbul bau tidak sedap dari daerah genitalia karena pemecahan minyak oleh bakteri dan meningkatkan risiko terjadinya infeksi,” tambah dr. Zaiem.

Smegma sendiri sebenarnya tidak berbahaya karena bisa berfungsi sebagai pelumas saat berhubungan seksual. Pada pria yang tidak disunat, smegma membantu agar prepusium dapat bergerak maju mundur dari kepala penis tanpa iritasi. Namun, smegma yang menumpuk dapat menimbulkan masalah di kemudian hari.

"Pada pria, penumpukan smegma dapat menyebabkan perlengketan antara prepusium dan glans penis. Akibatnya, penis terasa sakit saat terjadi ereksi. Pada wanita, nyeri juga dapat terjadi dengan adanya perlengketan antara klitoris dan penutupnya akibat penumpukan smegma," imbuhnya.

Penumpukan smegma pada pria juga dapat menimbulkan balanitis, yaitu peradangan pada glans penis. Hal ini ditandai dengan keluarnya cairan yang berbau tidak sedap dari penis.

"Studi juga menunjukkan bahwa risiko terjadinya kanker penis dapat meningkat secara tidak langsung akibat penumpukan smegma, yaitu melalui iritasi yang mungkin terjadi pada prepusium dan kepala penis," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI