Suara.com - Indonesia bersama dengan negara-negara di Regional Asia Tenggara telah mendapatkan sertifikat Bebas Polio dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 27 Maret 2014. Meskipun telah dinyatakan bebas polio, risiko penyebaran polio di Indonesia masih tetap tinggi selama virus polio liar masih beredar di dunia.
Oleh karena itu, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan kembali menyelenggarakan program Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Indonesia pada 8-15 Maret 2016.
Menurut Menkes Nila F. Moeloek, polio merupakan penyakit yang bisa menyebabkan kelumpuhan hingga kematian bagi penderitanya. Belum ada obat yang dapat mengatasi penyakit Polio, sehingga pencegahan melalui imunisasi dinilai sebagai cara yang efektif.
"Kita tidak melihat apakah anak tersebut sudah pernah diimunisasi apa belum karena tidak masalah dilakukan (imunisasi) kembali," ujarnya pada temu media di Jakarta, Jumat (4/3/2016).
Menkes Nila menambahkan jenis vaksin yang diberikan pada Pekan Imunisasi Nasional Polio adalah jenis tetes. Oleh karena itu anak yang mendapatkan vaksin jenis ini harus dalam kondisi sehat.
"Kalau jenis vaksin oral berisi virus polio hidup yang dilemahkan. Dia bisa beriplikasi di dalam tubuh dan keluar melalui tinja. Pada anak yang sedang sakit harus ditunda pemberian vaksin ini supaya antibodinya kuat dulu," imbuhnya.
Pekan Imunisasi Nasional Polio akan dilakukan secara serentak di 32 Provinsi di Indonesia pada 8-15 Maret 2016. Sedangkan Provinsi Bali baru akan melakukannya pada 15-22 Maret 2016.
Menkes menargetkan 2018 Indonesia mencapai eradikasi polio.