Suara.com - Pengasapan atau fogging gencar dilakukan di berbagai lingkungan rumah penduduk akhir-akhir ini, demi mencegah penularan virus dengue penyebab DBD yang dibawa nyamuk Aedes aegypti. Sayangnya, langkah ini ternyata dinilai tak begitu efektif dalam memberantas nyamuk.
Hal ini antara lain disampaikan oleh dokter spesialis penyakit dalam, sekaligus konsultan penyakit tropik infeksi di FKUI RSCM, Leonard Nainggolan, pada acara temu media yang dihelat PB PAPDI, di RSCM Jakarta, baru-baru ini.
Menurut Leonard, pada dasarnya fogging hanya membunuh nyamuk dewasa. Sementara larva atau jentik-jentik nyamuk tetap bertahan, lalu tumbuh menjadi nyamuk dewasa dan menjadi vektor penularan virus dengue.
"Harusnya lebih digiatkan ke tindakan pencegahan, agar vektor nyamuk nggak berkembang biak, lalu mengigit manusia. Hilangkan medium tempat nyamuk beranak-pinak," ujarnya.
Lebih dari itu, Leonard juga menyampaikan bahwa nyamuk Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang senang bersemayam di dalam rumah. Sementara tindakan pengasapan atau fogging kebanyakan hanya menjangkau bagian luar rumah. Hal ini menurutnya merupakan salah satu bukti pula bahwa fogging tidak efektif dalam memberantas penularan DBD.
"Fogging kan hanya outdoor, sedangkan nyamuk senangnya di dalam rumah, seperti di balik gantungan baju. Di sini kelihatan kalau efektivitasnya sangat rendah," ujarnya.
"Jadi, pencegahan sebaiknya dilakukan dari hulu ke hilir. Jaga kebersihan, lihat genangan di vas bunga, tatakan, dispenser, jangan sampai jadi tempat perkembangbiakan nyamuk," imbuhnya.