Studi: Terlalu Lama Tidur di Hari Sabtu Bisa Memicu Stroke

Ririn Indriani Suara.Com
Sabtu, 20 Februari 2016 | 07:19 WIB
Studi: Terlalu Lama Tidur di Hari Sabtu Bisa Memicu Stroke
Ilustrasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sabtu merupakan hari libur yang sering dimanfaatkan oleh banyak orang untuk tidur lebih lama dari biasanya. Mereka sangat menikmati waktu tidurnya setelah seminggu menjalani hari-hari yang begitu melelahkan.

Namun, tahukah Anda bahwa kebiasaan tidur terlalu lama di hari Sabtu ternyata bisa berdampak buruk bagi kesehatan lho!

Sebuah penelitian di Cambridge University menemukan bahwa stroke bisa dialami oleh mereka yang tidur lebih lama di hari Sabtu. Biasanya, kondisi semacam ini dialami banyak perempuan.

Agar terhindar dari risiko ini, Pakar Tidur Independen, Dr. Neil Stanley menyarankan untuk menjaga jam tidur malam secara teratur. Bila di hari biasa hanya tidur selama 4 atau 5 jam, lanjut dia, jangan `balas dendam` dengan tidur melebihi jam biasanya di hari Sabtu.

Kesimpulan ini didapat setelah para peneliti melakukan penelitian selama 9 tahun dengan melibatkan 10.000 lelaki dan perempuan berusia 42 sampai 81 tahun dari Norfolk sebagai responden.

Di awal penelitian, para responden diminta untuk menjawab berapa lama waktu yang mereka habiskan untuk tidur di malam hari. Empat tahun kemudian, pertanyaan yang sama masih dilontarkan ke mereka.

Selama penelitian, sebanyak 346 orang lelaki dan perempuan mengalami stroke. Temuan ini menunjukkan adanya hubungan erat antara waktu tidur yang terlalu lama dengan penyakit stroke.

Meski demikian penelitian lebih lanjut masih sangat diperlukan, mengingat para peneliti mengaku masih perlu waktu untuk memahami alasan di balik hubungan waktu tidur dengan risiko stroke.

"Apa yang terjadi di dalam tubuh sehingga menyebabkan risiko ini?," kata Penulis Studi Senior, Professor Kay-Tee Khaw.

"Dengan penelitian lebih lanjut, kita mungkin akan menemukan bahwa tidur berlebihan terbukti menjadi indikator awal peningkatan risiko stroke, terutama di kalangan orangtua," kata dia.

Meski begitu, perlu diketahui juga bahwa di masa lalu, tidur berlebihan telah dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan, termasuk diabetes dan obesitas.

Dr Madina Kara dari Asosiasi Stroke di London mengungkapkan bahwa tekanan darah tinggi, merokok, dan kurangnya aktivitas fisik di pagi hari merupakan sejumlah faktor risiko dari penyakit stroke.

"Hasil penelitian terbaru ini menunjukkan bahwa tidur lebih lama bisa menjadi tanda bahwa Anda berada pada pengingkatan risiko stroke, khususnya di kalangan orang tua," terangnya. (Daily Mail).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI