Atasi Virus Zika, Vatikan Didesak Lunakkan Sikap Soal Kontrasepsi

Esti Utami Suara.Com
Jum'at, 19 Februari 2016 | 18:15 WIB
Atasi Virus Zika, Vatikan Didesak Lunakkan Sikap Soal Kontrasepsi
Ilustrasi Virus Zika. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Vandson Holanda relawan Katolik Roma yang berjuang di daerah termiskin di Brasil untuk menunjukkan pada warga cara melindungi diri dari nyamuk pembawa virus Zika yang menyebabkan  cacat pada banyak bayi di sana.

Petunjuk yang diberikan umumnya adalah singkirkan sampah yang memungkinkan nyamuk berkembang biak, gunakan banyak pengusir nyamuk dan pakaian yang menutupi lengan dan kaki. Tutup saluran air mandi sehingga serangga tak dapat menemukan air menggenang.

Tetapi tidak ada pelajaran yang ditawarkan terkait metode untuk menghindari kehamilan, yang menurut para pejabat Brasil dan ahli kesehatan masyarakat internasional mendesak dilakukan oleh perempuan agar epidemi Zika bisa dikenadlikan.

Krisis ini memberi tekanan pada gereja Khatolik Roma yang selama ini melarang segala bentuk penggunaan kontrasepsi dan menolak aborsi.

"Saya berpendapat, bahwa gereja harus berpikir ulang atas posisinya terhadap kontrasepsi segera terkait Zika," kata Holanda, koordinator komite kesehatan gereja di empat negara bagian timur laut yang menjadi pusat wabah ini.

Pada Kamis (18/2/2016), Paus Fransiskus menyarankan gereja untuk bisa melunakkan larangan penggunaan kontrasepsi bagi perempuan karena krisis Zika.

"Menghindari kehamilan bukanlah suatu kejahatan mutlak," kata Fransiskus kepada wartawan di pesawat kepausan saat pulang ke Roma setelah kunjungan dari Meksiko.

Dia mengatakan ada preseden dispensasi yang luar biasa yang memungkinkan perempuan untuk menggunakan kontrasepsi, mengutip kasus puluhan tahun lalu saat Paus Paulus VI mengizinkan biarawati di Afrika untuk menggunakan pil pengendali kelahiran karena mereka berisiko diperkosa dalam konflik politik.

Paus tidak menjelaskan lebih lanjut dan tidak menunjukkan jika umat yang ingin menghindari kehamilan di tengah epidemi Zika harus memiliki izin eksplisit gereja untuk melakukannya atau jika imam di tingkat lokal hanya akan mengabaikannya, setidaknya sampai epidemi Zika menjadi lebih jelas.

Namun Fransiskus menyatakan dengan jelas tidak akan ada perubahan posisi gereja tentang aborsi.
"Ini adalah kejahatan. Ini adalah kejahatan mutlak," tegasnya.

Masih banyak yang tidak diketahui tentang Zika, termasuk apakah itu benar-benar menyebabkan mikrosephalus, sebuah kondisi yang ditandai dengan ukuran kepala yang lebih kecil dari normal.

Brasil sedang menyelidiki hubungan potensial antara Zika dan hampir 4.500 kasus yang diduga mikrosephalus. Para peneliti telah mengidentifikasi bukti infeksi Zika di kebanyakan dari 508 kasus yang dikonfirmasi mikrosephalus, baik pada bayi atau pada ibu.

Menjelang kunjungan Paus 'ke Meksiko, seorang pejabat senior Vatikan mengatakan, ia tidak mengharapkan perubahan apapun terkait pengendalian kelahiran.

Dalam kasus infeksi Zika, fokus Gereja akan berada pada menyediakan perawatan kesehatan terbaik guna menghindari infeksi di tempat pertama atau merawat anak dengan cacat lahir. (Reuters)



BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI