Ini Akibatnya Jika Anak Keranjingan Gadget

Selasa, 16 Februari 2016 | 14:42 WIB
Ini Akibatnya Jika Anak Keranjingan Gadget
Ilustrasi anak-anak bermain gadget. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di tengah gerusan perkembangan teknologi, tak hanya orangtua yang kecanduan gadget. Anak-anak pun kini mulai banyak yang menenteng gadget dalam genggamannya.

Memang gadget tak bisa selamanya disalahkan. Bahkan tak sedikit metode pembelajaran untuk anak yang bisa dilakukan dengan gadget. Namun di sisi lain, penggunaan gadget yang berlebihan dapat membawa dampak negatif.

Menurut psikolog anak Elizabeth Santosa, aktivitas penggunaan gadget yang terlalu berlebihan yang disebut sebagai screen time, dapat mempengaruhi fisik, kecerdasan anak di kemudian hari.

"Kalau terlalu banyak 'screen time', mata anak bisa capek, postur tubuh juga nggak bagus, bisa skeliosis, karena anak sedang dalam masa pertumbuhan. Bahkan kalau sudah terlalu kecanduan bisa menyebabkan sindrom carpal tunnel, jadi jari kelingking lebih ke dalam karena menumpu gadget," ujar psikolog yang akrab disapa Lizzie ini pada peluncuran buku 'Screen Time' di Jakarta, Selasa (16/2/2016).

Selain mempengaruhi aspek pertumbuhan fisik anak, keranjingan gadget bisa mempengaruhi kecerdasan sosial anak, misalnya saat berinteraksi dengan teman-teman sebayanya.

"Yang dikorbankan akhirnya interaksi sosial. Kemampuan empati anak menjadi tidak terlatih, sehingga anak kelihatannya nggak hangat, nggak sopan, egois, dan tidak mudah untuk bersosialisasi," imbuhnya.

Sementara itu, penulis buku 'Screen Time' Tascha Liudmila memiliki pengalaman tersendiri saat menyadari bahwa anak pertamanya memiliki kecenderungan kecanduan gadget. Hal ini pula yang membuka mata ibu dua anak ini untuk mencetuskan sebuah buku agar anak-anak lainnya tak menanggung akibat dari penggunaan gadget berlebihan.

"Saya menyadari anak saya kecanduan screen time ketika trial untuk masuk TK. Guru di suatu sekolah mengatakan bahwa anak saya terlalu banyak nonton TV. Dia bisa mengatakan itu karena anak saya tidak fokus. Kalau disuruh nulis sebentar tiba-tiba bosan. Dari situ saya introspeksi bagaimana anak saya selama ini," sambungnya.

Sejak pertemuan dengan guru TK tersebut, Tascha mulai menetapkan aturan untuk tidak memberikan 'screen time' kepada anak pertamanya, Cleantha. Ia tak lagi menyalakan televisi seperti yang selama ini dilakukan ketika makan, atau ketika berkumpul bersama keluarga.

Penggunaan gadget juga dibatasi hanya dalam 30 menit selama seminggu. "Anak saya setelah dibatasi 'screen time' jadi kecanduan dengan buku, dia bisa benar-benar menikmati padahal usianya baru 8 tahun," imbuhnya.

Psikolog Lizzie menambahkan, jika ingin membatasi penggunaan gadget pada anak, maka yang seharusnya memberikan contoh terlebih dulu adalah kedua orangtuanya.

"Tantangannya adalah kita sendiri sebagai orangtuanya bisa enggak jauh-jauh dari gadget. Jadi aturan ini bukan hanya dibuat untuk anak tapi juga orangtua," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI