Penyakit Ini Tak Perlu Diatasi dengan Antibiotik

Kamis, 21 Januari 2016 | 18:05 WIB
Penyakit Ini Tak Perlu Diatasi dengan Antibiotik
Ilustrasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Resistensi antibiotik bukan hal baru di dunia medis. Penyebabnya tentu saja karena penggunaan antibiotik yang tak bijak sehingga bakteri menjadi kebal terhadapnya.

Ketua Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA), dr Harry Parathon mengatakan bahwa tak semua penyakit perlu diatasi dengan antibiotik.

Dokter spesialis kandungan RSUD Soetomo Surabaya ini pun menekankan bahwa beberapa penyakit seperti flu, diare, demam berdarah, maupun batuk berdahak tak perlu disembuhkan dengan antibiotik, karena termasuk penyakit infeksi virus.

"Antibiotik memang sangat berguna untuk menyembuhkan banyak pasien sejak ditemukan pada 1928. Sayangnya masih banyak orang yang tidak bisa membedakan mana penyakit akibat virus dan mana akibat bakteri sehingga memunculkan resistensi antibiotik," ujar Harry pada Pfizer Press Circle (PPC) di Jakarta, Kamis (21/1/2016).

Tak hanya minimnya pengetahuan pasien terhadap penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus, para dokter, menurutnya juga berkontribusi meningkatkan kasus resistensi antibiotik.

"Pasien kan inginnya cepat sembuh, padahal kalau dokter yang benar itu pasti meminta pasien untuk istirahat perbanyak vitamin dan memberikan obat sesuai diagnosis. Tapi ada juga yang asal memberi antibiotik biar penyakit pasien cepat sembuh," imbuhnya.

Namun sebagai dokter, Harry berusaha untuk tidak memberikan antibiotik pada penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus. Ia memilih untuk melihat pada dua indikator sebelum memastikan pasien terinfeksi oleh bakteri atau bukan.

"Kita lihat ada demam atau enggak. Tapi demam juga bisa disebabkan oleh virus, jadi pasien perlu pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui jumlah sel darah putih. Kalau di bawah 4000 atau justru lebih 10.000 sel maka bisa dipastikan penyebabnya adalah bakteri," imbuhnya.

Sementara itu dokter spesialis Pulmonologi FKUI-RSCM, M. Arifin Nawas menambahkan, warna pada dahak juga bisa menandakan adanya penyakit yang disebabkan oleh bakteri.

"Dahak kan normalnya berwarna bening, tapi kalau sudah berubah menjadi kuning atau kehijauan bisa jadi infeksinya disebabkan oleh bakteri," sambungnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI