Meski Jarang Terjadi, Akupuntur Bisa Tularkan Bakteri

Selasa, 12 Januari 2016 | 11:43 WIB
Meski Jarang Terjadi, Akupuntur Bisa Tularkan Bakteri
Ilustrasi jarum akupuntur. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setelah kasus kematian Alyya Siska Nadya usai menjalani teknik pengobatan Chiropractic, pengobatan alternatif lain yang memiliki risiko meski jarang terjadi adalah akupuntur.

Baru-baru ini, seorang lelaki berusia 67 tahun di Australia terinfeksi bakteri usai menjalani teknik akupunktur yang mulanya bertujuan untuk menghilangkan rasa sakit dan kekakuan di bagian lehernya

Beberapa hari sebelumnya lelaki yang tak ingin disebutkan namanya ini mengeluh demam dan merasa nyeri di lehernya semakin parah. Ia pun dilarikan ke Unit Gawat Darurat untuk mengetahui kondisi sebenarnya.

Dokter di Rumah Sakit Geraldton di Australia Barat, mengatakan bahwa leher lelaki tersebut terinfeksi bakteri serius yang berpotensi menyebar dengan cepat ke bagian lain dari tubuh jika tidak segera diobati.

Berdasarkan tes darah dan laboratorium, dokter menegaskan bahwa lelaki tersebut terinfeksi bakteri Staphylococcus aureus, dan pemeriksaan MRI menunjukkan ia mengembangkan septic arthritis, infeksi yang sangat menyakitkan di bagian sendi.

Menanggapi kasus ini, dr Mark Fisher seorang rheumatologist di Rumah Sakit Umum Massachusetts di Boston mengatakan, jarum akupunktur memang berpotensi menularkan infeksi kepada pasien.

"Setelah bakteri Staph masuk ke aliran darah manusia, ia akan berjalan dan berdiam di sendi leher seseorang," kata Fisher.

Jika infeksi jenis ini tidak terdeteksi dengan cepat, Fisher mengatakan, bakteri bisa menggerogoti tulang di leher dan merusaknya.

"Kerusakan tersebut dapat menyebabkan terlalu banyak tekanan di sekitar sendi, dan  sumsum tulang belakang," jelasnya. (Foxnews)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI