Solusi Jitu Bagi Pasangan Dengan Gangguan Kesuburan

Rabu, 23 Desember 2015 | 16:21 WIB
Solusi Jitu Bagi Pasangan Dengan Gangguan Kesuburan
Ilustrasi bayi tabung. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan jumlah pasangan usia subur di Indonesia mencapai angka 40 juta. Sayangnya, 10 persen diantaranya, atau sekitar 4 juta pasangan mengalami gangguan kesuburan sehingga sulit mendapatkan momongan.

Menurut dokter spesialis kandungan, FKUI-RSCM, Budi Wiweko, dengan adanya perkembangan teknologi, kini pasangan yang mengalami gangguan kesuburuan bisa menempuh upaya lain demi mendapatkan buah hati, salah satunya dengan program bayi tabung.

Pada program bayi tabung, sel telur dan sel sperma dipertemukan di luar tubuh manusia yakni di sebuah inkubator yang memiliki kesamaan kondisi dengan rahim perempuan. Setelah terjadi pembuahan, 2-3 embrio yang berhasil akan ditanam kembali ke rahim sang istri.

Menurutnya, keberhasilan program bayi tabung bagi pasangan yang mengalami gangguan kesuburan bisa mencapai 40 persen.

"Program bayi tabung merupakan cara satu-satunya bagi para pasangan yang mengalami gangguan kesuburan untuk mendapatkan keturunan. Anak yang dihasilkan dari program bayi tabung tidak berbeda dengan bayi normal," ujarnya pada temu media 'Smart IVF Indonesia' di Jakarta, Selasa (23/12/2015).

Menurutnya, jumlah pasangan yang menjalani program bayi tabung semakin meningkat dari tahun ke tahun.

“Pada 2014, data menunjukkan adanya 4.827 siklus bayi tabung yang meningkat dari 2013 yakni sekitar 4.083. Naik 18 persen dalam jangka waktu satu tahun,” jelas dokter yang akrab disapa Iko tersebut.

Meski presentasenya meningkat, ia mengatakan bahwa jumlah tersebut belum menjangkau 4 juta pasangan yang memiliki masalah kesuburan.

"Bila 5 persen pasangan dengan gangguan kesuburan membutuhkan pelayanan bayi tabung, maka kurang lebih 200 ribu pasangan usia subur harus ditolong dengan pelayanan bayi tabung," imbuhnya.

Sayangnya, pusat layanan bayi tabung masih terkonsentrasi di Pulau Jawa dengan jumlah 28 klinik bayi tabung yang tersebar di 11 kota dan 8 provinsi di Indonesia. Tak sedikit pasangan, yang menurutnya lebih memilih menyebrang ke negara tetangga karena dinilai aksesnya lebih dekat dari domisili mereka.

“Padahal di Indonesia dokter-dokter kita bisa mengerjakan bayi tabung, enggak kalah dengan di luar negeri. Dokter dan teknologi yang dipakai berkualitas. Keberhasilan bayi tabung di Indonesia sama dengan di luar negeri,” tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI