Perempuan Ini Hilang Ingatan Usai Pakai Tampon Terinfeksi Bakteri

Senin, 21 Desember 2015 | 09:22 WIB
Perempuan Ini Hilang Ingatan Usai Pakai Tampon Terinfeksi Bakteri
Ilustrasi perempuan menggunakan tampon [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Selain pembalut, di beberapa negara, tampon digunakan oleh kaum hawa saat haid. Tetapi apa yang dialami perempuan asal Inggris ini usai menggunakan tampon, bisa menjadi pelajaran bagi para hawa lainnya.

Deborah Usher (27) terinfeksi bakteri langka yang dikenal dengan sebutan toxic shock syndrome (TSS) saat menggunakan tampon. Infeksi TSS ini membuat Deborah harus tak sadarkan diri selama seminggu.

Ketika terbangun, ia pun kesulitan mengenal orang di sekitarnya, termasuk keluarga dan anaknya. Infeksi bakteri TSS menyerang sistem kekebalan tubuh dan membuatnya kesulitan berbicara hingga kehilangan kemampuan untuk berjalan.

Hal ini dialaminya sejak Agustus 2011 lalu yang bermula dari gejala influenza. Ternyata kondisi yang dialaminya semakin parah hingga Deborah koma dan hilang ingatan.

"Ibu saya mengira bahwa saya tak akan pernah bangun lagi. Ibu juga tak mau memoto saya ketika saya sakit karena khawatir akan menjadi foto terakhir sebelum saya tiada," ujar Deborah.

Beruntung, takdir masih berpihak pada Deborah. Ia kembali bangun dari koma dan harus menjalani operasi kista di rahimnya.

"Ketika saya terbangun, saya tidak tahu ada di mana, kenapa ada disana dan ini seperti mimpi buruk bagi saya," ujarnya.

Untuk kembali mendapatkan ingatannya, Deborah pun harus berjuang dengan mengingat foto-foto yang diberikan keluarganya. Salah satunya saat perayaan natal beberapa tahun sebelumnya.

Meski ingatannya belum pulih benar, Deborah bersyukur bahwa dirinya telah dapat merasakan hangatnya kebersamaan bersama keluarganya. Pada natal tahun ini ia berharap dapat merayakan natal dengan suka cita dan mendapatkan sebagian ingatannya yang masih hilang.

TSS disebabkan oleh bakteri staphylococcus aureus dan streptococcus pyogenes. Bakteri ini biasa hidup di kulit, hidung dan mulut yang sejatinya tak berbahaya. Namun ketika menyusup pada aliran darah, bakteri ini dapat melepaskan racun yang memicu kematian.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI