Kenali Faktor Risiko Kanker Usus Besar

Selasa, 15 Desember 2015 | 20:51 WIB
Kenali Faktor Risiko Kanker Usus Besar
Ilustrasi. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kasus kanker kolorektal atau usus besar mungkin tidak sebanyak kanker payudara atau kanker serviks. Tapi, menurut data WHO 2013 kanker kolorektal merupakan salah satu jenis kanker penyebab kesakitan dan kematian tertinggi. Biasanya kanker ini menyerang individu paruh baya dari berbagai golongan ekonomi.

Lalu apa saja faktor risiko yang bisa menyebabkan kanker kolorektal? Ahli bedah digestif RS MRCCC Siloam Semanggi, Dr Benny Philipi, SpPD-KB, mengatakan kanker ini bisa dipicu oleh kebiasaan hidup sehari-hari.

Berikut pemaparan singkat tentang berbagai pemicu risiko kanker usus besar, seperti disampaikan Benny dalam acara kampanye "Cek Saat BAB, Mari Deteksi Kanker Usus Besar", di Hotel Doubletree, Jakarta, Selasa (15/12 /2015).

1. Obesitas
Kegemukan atau obesitas bisa disebabkan berbagai faktor, termasuk diet tak sehat dan kurangnya aktivitas fisik. Menurut Benny, obesitas dapat menyebabkan peradangan yang pada gilirannya bisa memicu kanker usus besar.

2. Diet tinggi lemak
Mengonsumsi makanan tinggi lemak yang didominasi daging menjadi pemicu munculnya kanker kolorektal saat usia senja. Ini karena makanan tinggi lemak memicu mekanisme peningkatan cairan empedu di usus besar yang lantas berubah menjadi produk empedu sekunder yang bersifat karsinogen atau memicu kanker.

3. Diet kurang serat
Serat merupakan salah satu kebutuhan nutrisi yang harus dipenuhi individu. Jika tidak, maka berbagai masalah pencernaan akan muncul mulai dari susah buang air besar hingga kanker kolorektal. Pasalnya diet kurang serat dapat memicu peradangan di usus yang berujung pada kanker usus besar.

4. Riwayat keluarga
Risiko mengidap kanker kolorektal juga dipengaruhi oleh riwayat dalam keluarga. Oleh karena itu dokter Benny mengimbau jika di dalam riwayat keluarga ada yang menderita kanker kolorektal, maka penting untuk melakukan deteksi dini secara rutin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI