Pasien Terakhir Ebola di Guinea Tinggalkan Rumah Sakit

Ririn Indriani Suara.Com
Minggu, 29 November 2015 | 15:08 WIB
Pasien Terakhir Ebola di Guinea Tinggalkan Rumah Sakit
Ilustrasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang bayi perempuan berusia satu bulan yang merupakan pasien terakhir Ebola Guinea, Sabtu (28/11/2015), waktu setempat, dilaporkan meninggalkan rumah sakit. Ini tentu saja merupakan kabar menggembirakan bagi petugas kesehatan, dan menempatkan negara itu di jalur bebas dari virus mematikan tersebut.

Guinea akan resmi bebas Ebola setelah 42 hari jika tidak ada laporan kasus baru setelah sembuhnya bayi Nubia -- yang menjadi bayi pertama yang bertahan hidup setelah lahir dari ibu yang terinfeksi.

Wabah Ebola telah menewaskan sekitar 11.300 orang terutama di Guinea, Liberia dan Sierra Leone sejak mulai mewabah dua tahun lalu.

Liberia sekarang menjadi satu-satunya negara dengan kasus yang dikonfirmasi setelah virus itu muncul kembali untuk ketiga kalinya.

"Ini adalah hari yang sangat bahagia bagi kami. Ini sangat menyentuh bagi kami dan keluarga untuk dapat menyentuhnya tanpa sarung tangan," kata Laurence Sailly, kepala tim darurat lembaga kemanusiaan kesehatan Medecins Sans Frontieres (MSF) di Guinea, Sabtu.

Anggota keluarga dan staf kesehatan memainkan musik dan menari untuk merayakan kepulangan Nubia dari pusat perawatan Nongo di ibu kota Conakry. Dia diuji negatif untuk penyakit demam berdarah itu pekan lalu, tapi MSF terus melakukan pemantauan.

Ibu Nubia meninggal tak lama setelah melahirkan, karena kehilangan darah.

Sailly mengatakan dia berpikir bahwa Nubia, yang lahir dengan terjangkit virus Ebola dan dinamai berdasarkan nama perawat MSF, mampu bertahan hidup karena obat eksperimental serta perawatan menyeluruh yang diberikan oleh tim yang beranggotakan 20 pakar.

"Ketika dia (Nubia) mulai mengalami kejang, kami pikir virus telah memasuki otak dan saat itulah kami mulai memberikan anti-virus. Semua orang mengawasi jam demi jam," imbuhnya seraya mengatakan bahwa Nubia telah menerima obat uji coba untuk Ebola.

Nubia terhubung ke sistem pemantauan yang memungkinkan staf untuk melacak napasnya dan detak jantung tanpa memasuki zona berisiko tinggi, meskipun staf masih harus masuk secara teratur untuk mengganti popok dan botol makannya.

"Dia adalah simbol dari apa yang kita mampu lakukan pada tahap epidemi ini," kata Sailly.

Pada puncak wabah musim panas lalu, beberapa pasien Ebola meninggal di jalan di Liberia saat menunggu rumah sakit merawat mereka. Di sebuah pusat di Sierra Leone, setiap dokter merawat puluhan pasien.

Pasien Ebola sangat menular dan dapat menyebarkan virus melalui cairan yang dipancarkan dalam jumlah tinggi selama tahap akhir dari infeksi, seperti darah, muntah dan diare.

Untuk warga Guinea, pemulihan bayi Nubia telah menimbulkan harapan bahwa virus itu telah berhasil dibasmi.

"Kami ingin Ebola meninggalkan negara ini. Bayi sembuh, dan semoga Tuhan menguatkan kesehatannya," kata warga Conakry, Moussa Sylla setelah berita pulihnya Nubia menyebar. "Semua ini menjadi sumber kebahagiaan kami." (Antara/Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI