Suara.com - Usianya baru 10 tahun, namun Afikah tak bosan mengingatkan teman-teman dan keluarganya untuk membiasakan diri mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas. Bahkan dengan sabar, siswi yang duduk di kelas 5 SD ini membujuk teman-temannya untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
"Ke temen sekelas suka ngingetin untuk cuci tangan dulu sebelum makan. Walau pada ngeyel pokoknya terus dibujuk sampai mau nyuci tangan," katanya dengan polos saat temu media Peringatan Hari Cuci Tangan Sedunia di Jakarta, Kamis (15/10/2015).
Kesadaran Afikah untuk membiasakan diri mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas memang telah dipupuk sejak kecil oleh orangtuanya. Sang bunda yang berprofesi sebagai perawat menyadarkan dirinya untuk melindungi diri dari risiko berbagai penyakit dengan cara sederhana, salah satunya mencuci tangan.
"Kalau cuci tangan kan bakteri bakal hilang. Jadi penyakit juga nggak mau dekat-dekat sama kita," lanjut siswi SDN 014 Binaan Bukit Bestari, Tanjung Pinang ini.
Di usia yang masih belia, perempuan bernama lengkap Afikah Nepa Maharani ini bahkan telah bercita-cita sebagai dokter spesialis kandungan saat besar nanti. Menurutnya profesi sebagai dokter spesialis kandungan sangat mulia, karena bisa menyelamatkan dua nyawa sekaligus.
Afikah merupakan satu dari lima anak yang dinobatkan sebagai Duta Lingkungan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) oleh Kementerian Kesehatan. Empat anak lain yang juga terpilih sebagai Duta Lingkungan STBM antara lain, Ahmad Alfito Dinnova (Mataram), Muhammad Alferizi (Palembang), Nur Hidayah (Bau-Bau), dan Nimas Mutiara Hapsari (Sukoharjo).
Ketika ditanya apa alasannya tertarik menggalakkan pentingnya hidup bersih dan sehat, Alfikah menjawab: "sebagai generasi penerus kita harus lebih menjaga kesehatan agar bisa bermanfaat untuk bersama."