Studi: Virus Ebola Bisa Bertahan di Sperma Hingga 9 Bulan

Esti Utami Suara.Com
Kamis, 15 Oktober 2015 | 17:01 WIB
Studi: Virus Ebola Bisa Bertahan di Sperma Hingga 9 Bulan
Ilustrasi virus ebola. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Virus Ebola dapat bertahan hidup di dalam sperma sebagian penyintas (orang yang terinveksi virus) selama sedikitnya sembilan bulan, demikian hasil awal satu studi yang disiarkan pada Rabu (14/10/2015) di New England Journal of Medicine, AS.

Sebelumnya, Ebola telah dideteksi pada sperma laki-laki setelah mereka sembuh tapi tak ada keterangan yang tersedia mengenai rentang waktu kehidupannya di dalam cairan tubuh.

Di dalam studi baru yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dan Kebersihan Sierra Leone, Kementerian Pertahanan Sierra Leone, Organisasi Kesehatan Dunia dan US Centers for Disease Control and Prevention ini,  93 lelaki yang berusia di atas 18 tahun dari Freetown, Sierra Leone, memberi sampel sperma untuk diperiksa guna mendeteksi keberadaan zat genetik virus Ebola.

"Semua lelaki yang diperiksa dalam tiga bulan pertama setelah penyakit Ebola mulai menyerang mereka didapati positif (mengidap virus)," kata laporan tersebut.

Lebih separuh dari lelaki itu yang diperiksa antara empat sampai enam bulan setelah penyakit tersebut mulai menyerang didapati positif, sedangkan seperempat mereka yang diperiksa antara tujuh dan sembilan bulan setelah mereka sakit juga didapati positif.

Mengapa sebagian peserta studi telah bersih dari virus Ebola lebih cepat dibandingkan dengan yang lain masih belum jelas. US Centers for Disease Control and Prevention menyatakan lembaga tersebut sedang melakukan pemeriksaan lebih lanjut atas semua sampel guna memastikan apakah virus itu hidup dan berpotensi menular.

"Hasil ini muncul pada saat kritis, dan mengingatkan kita bahwa meskipun jumlah kasus Ebola terus turun, penyintas Ebola dan keluarga mereka terus berjaga menghadapi dampak penyakit tersebut," kata Bruce Aylward, Wakil Khusus Direktur Jenderal WHO mengenai penanganan Ebola.

"Studi ini menyediakan bukti lebih jauh bahwa penyintas memerlukan dukungan mendasar yang berlanjut selama enam sampai 12 bulan berikutnya untuk menghadapi tantangan ini dan menjamin pasangan mereka tidak terpajan pada potensi virus itu," katanya.

Menurut studi tersebut, sampai sperma penyintas laki-laki dua kali diperiksa negatif, ia dianjurkan tidak melakukan hubungan seks atau menggunakan kondom ketika melakukan hubungan seks. (Antara/Xinhua)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI