Gejala Tak Khas, Masyarakat Harus Waspada Kaki Gajah

Rabu, 30 September 2015 | 18:58 WIB
Gejala Tak Khas, Masyarakat Harus Waspada Kaki Gajah
Ilustrasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kaki gajah atau elephantiasis merupakan penyakit infeksi yang bersifat menahun.

Penyakit yang dalam bahasa medisnya disebut filiriasis ini disebabkan oleh cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk jenis apapun.

Cacing filaria dapat bertahan hidup selama 4-6 tahun dalam saluran getah bening dan berkembang biak hingga menghasilkan jutaan anak cacing yang beredar dalam darah.

Pada tahap awal, infeksi cacing filiaria seringkali tidak menunjukkan gejala khas sehingga penderita tak menyadarinya. Penderitanya seringkali hanya merasakan demam berulang selama 3-5 hari.

Demam, kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, HM Subuh, akan mereda jika pasien beristirahat.

Namun, lanjut dia, akan muncul lagi ketika penderita kelelahan.

"Jadi, demam bisa sembuh tanpa obat, tapi jangan salah, cacing filarianya bisa saja sedang menjalar ke seluruh tubuh," kata Subuh pada temu media pencanangan 'Bulan Eliminasi Kaki Gajah' di Jakarta, Rabu (30/9/2015).

Sebagai reaksi dari masuknya cacing filaria, tambah dia, tubuh bisa mengalami pembengkakan saluran getah bening di daerah lipatan paha atau ketiak yang tampak kemerahan, terasa panas dan sakit. Jika reaksi tubuh berlanjut, bisa timbul bisul yang pecah kemudian mengeluarkan nanah dan darah.

"Sayangnya banyak penderita kaki gajah tidak menunjukkan gejala sama sekali, tapi ditubuhnya terdapat cacing filaria," imbuh Subuh.

Oleh karena itu sebagai tindakan pencegahan, ia mengimbau masyarakat terutama di daerah endemi untuk mengonsumsi obat pencegah kaki gajah yang diminum sekali dalam setahun selama lima tahun. Obat ini dinilai efektif memutus rantai penularan kaki gajah.

"Kalau sudah menahun, penderita akan mengalami kecacatan tetap. Hal ini juga bisa menurunkan tingkat kepercayaan dirinya dan menghambat produktivitasnya sehari-hari," terangnya.

Dalam Bulan Eliminasi Kaki Gajah yang jatuh pada 1 Oktober, puskesmas di seluruh Indonesia memberikan obat antikaki gajah gratis yakni Albendazole dan Dietil Carbamazin kepada masyarakat setempat. Selain itu dilakukan, kata Subuh, dilakukan pula deteksi dini kaki gajah melalui pemeriksaan darah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI