Suara.com - Olahan daging kambing maupun sapi akan menjadi menu utama di Hari Raya Idul Adha yang dirayakan seluruh umat muslim di dunia.
Selain disajikan dalam bentuk sate, daging kurban ini biasanya juga akan diolah dalam bentuk gulai dengan kuah santan.
Menu-menu ini pun diketahui dapat mempengaruhi kesehatan seseorang jika disantap secara tak bijak.
Daging yang berlemak dan santan seringkali dikaitkan dengan kandungan kolesterol jahat yang berpotensi memicu peningkatan kolesterol seseorang.
Menurut dr. Djoko Maryono, Sp.PD, Sp.JP dari RS Pusat Pertamina, kolesterol jahat yang menumpuk bisa menyumbat pembuluh darah dan memicu berbagai penyakit pada sistem kardiovaskular, mulai dari serangan jantung hingga stroke.
"Idealnya jumlah kolesterol pada tubuh di bawah 200 mg. Jika melebihi batas tersebut bisa memicu berbagai keluhan," ujarnya di Jakarta, belum lama ini.
Lantas bagaimana mendeteksi kenaikan kolesterol dalam tubuh? Sayangnya, menurut Djoko, kolesterol tinggi tidak memiliki gejala yang bisa dirasakan oleh tubuh. Oleh karena itulah ia menyarankan masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kolesterol secara rutin.
"Sebaiknya setelah usia 25 tahun rutin periksa kolesterol dua kali setahun," imbuhnya.
Lebih lanjut Djoko menuturkan tak sedikit masyarakat yang mengaitkan leher kaku usai menyantap makanan tertentu diakibatkan oleh kolesterol tinggi.
Padahal menurut dia gejala tersebut tidak bisa dijadikan indikator bahwa kolesterol sedang tinggi.
"Kalau leher kaku itu 90 persen, karena kelelahan mata bukan karena tekanan darah naik atau kolesterol meningkat. Makan sate kambing juga tidak sebabkan kolesterol naik, karena tidak mengandung kolesterol tinggi," pungkasnya.