Sebuah penelitian terkini menunjukkan bahwa masyarakat yang menetap di daerah dengan tingkat polusi tinggi lebih berisiko mengidap penyakit kardiovaskular (gangguan jantung dan peredaran darah) dibandingkan mereka yang tinggal di daerah rendah polusi.
Hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal European Society of Cardiology. Penelitian ini melibatkan 826 responden berusia 16-22 tahun yang tinggal di daerah berpolusi. Mereka diukur tekanan darah, denyut jantung dan kadar penanda inflamasi termasuk protein C-reaktif (CRP), sensitivitas CRP (hsCRP), homosistein dan fibrinogennya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat CRP, hsCRP, homocysteine dan fibrinogen responden yang tinggal di daerah berpolusi tinggi lebih besar dibandingkan responden lain yang tinggal di daerah rendah polusi.
Peneliti Dr Krzysztof Bryniarski dari Jagiellonian University Collegium medicum di Krakow, Polandia, menyebutkan bahwa empat hal ini merupakan indikator terjadinya penyakit kardiovaskular.
Ia menambahkan bahwa responden yang memiliki tingkat CRP, hsCRP, homocysteine dan fibrinogen yang tinggi berisiko lebih besar terkena serangan jantung di masa mendatang. (Zeenews)
Studi: Tinggal di Daerah Berpolusi Picu Penyakit Kardiovaskuler
Rabu, 02 September 2015 | 13:18 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Polusi Udara Jakarta Karena Batubara, Calon Pemimpinnya Bisa Apa?
15 November 2024 | 19:16 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Health | 19:07 WIB
Health | 18:30 WIB
Health | 17:27 WIB
Health | 06:15 WIB
Health | 19:56 WIB