Terlalu Lama Nonton TV Bisa Bahayakan Kesehatan Paru

Selasa, 01 September 2015 | 12:28 WIB
Terlalu Lama Nonton TV Bisa Bahayakan Kesehatan Paru
Ilustrasi menonton TV. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menonton televisi tak hanya dikaitkan dengan masalah obesitas, tapi menurut sebuah penelitian terkini kebiasaan ini juga bisa meningkatkan risiko gangguan paru-paru.

Dalam penelitian yang dipresentasikan dalam European Society of Cardiology di London, peneliti menyebut bahwa menonton televisi lima jam sehari atau lebih dapat meningkatkan risiko gangguan paru-paru yakni pulmonary embolism. Gangguan paru-paru ini menyerang bagian arteri paru-paru yang diakibatkan oleh pembekuan darah.

Peneliti utama, Toru Shirakawa dari Universitas Osaka menyebutkan bahwa hal ini terjadi karena duduk terlalu lama saat menonton televisi dapat mengganggu pembuluh darah di paru-paru sehingga menimbulkan rasa nyeri hingga kesulitan bernapas bagi penderitanya.

Untuk mendapatkan temuan ini peneliti melakukan studi selama 18 tahun yang melibatkan 86.000 partisipan berusia 40 sampai 79 tahun.

Peneliti kemudian partsipan dalam tiga kelompok sesuai dengan lamanya waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi, yakni kurang dari 2,5 jam; 2,5-4,9 jam; dan di atas 5 jam per hari.

Temuan menunjukkan bahwa mereka yang menonton televisi lebih dari lima jam sehari dikaitkan dengan risiko mengidap pulmonary embolism dua kali lipat dibanding mereka yang tak menonton televisi selama itu.

Selama periode penelitian, peneliti mencatat 59 partsipan mengalami kematian karena pulmonary embolism.

"Temuan kami menunjukan bahwa semakin lama menonton televisi maka risiko kematian semakin besar," kata Shirakawa.
 
Untuk mengantisipasi bahaya dari duduk terlalu lama akibat menonton televisi ini Shirakawa merekomendasikan agar seseorang mengambil jeda beristirahat misalnya dengan berdiri atau berjalan saat menonton televisi. Mengonsumsi air juga bisa menjadi cara agar seseorang bangun dari duduk lamanya untuk buang air kecil.

"Bermain komputer juga dikaitkan dengan risiko kematian akibat pulmonary embolism tapi hingga kini belum ada bukti yang menjelaskan bahwa penggunaan ponsel juga bisa menyebabkan penyakit ini," imbuh Shirakawa. (Zeenews)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI