Ini Sebabnya Tahi Lalat Bisa Jadi Kanker

Jum'at, 07 Agustus 2015 | 10:35 WIB
Ini Sebabnya Tahi Lalat Bisa Jadi Kanker
Ilustrasi tahi lalat [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kanker kulit kini menjadi salah satu penyakit yang begitu dikhawatirkan, terutama di musim kemarau yang sedang melanda sebagian besar kawasan Indonesia saat ini.

Salah satu gejala yang menggambarkan adanya kanker kulit adalah bintik hitam yang menyerupai tahi lalat. Seringkali gejala ini tak disadari sehingga membuat penanganannya menjadi terlambat.

Peneliti pun akhirnya mengidentifikasi peran protein dalam pengembangan bintik hitam menyerupai tahi lalat yang bisa bertranformasi menjadi sebuah kanker ganas.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan tim dari University of Pennsylvania disebutkan bahwa antara kanker kulit dan tahi lalat sama-sama berasal dari sel melanosit yang menghasilkan melanin, pigmen yang memberi warna pada kulit.

Normalnya, sel-sel kulit berkembang dengan teratur dan dapat dikontrol. Sel yang baru akan tumbuh, sedangkan sel lama akan mati. Tetapi, ketika beberapa sel mengalami kerusakan DNA, pertumbuhan sel menjadi tak terkendali dan dapat membentuk sel kanker.

DNA yang dikenal dengan sebutan BRAF ini jika bermutasi akan menstimulasi produksi tumor dan mengusir molekul protein P15 sehingga merangsang pertumbuhan sel kanker melanoma.

"Ketika sel kehilangan protein P15 maka sejak itu tahi lalat bertransformasi menjadi kanker kulit," ujar pemimpin peneliti Todd Ridky.

Untuk mendapatkan temuan ini peneliti menganalisis sel tahi lalat pasien dan membandingkannya dengan melanosit dari kulit normal. Hasilnya, melanosit pada tahi lalat ternyata mengandung 140 kali lebih banyak protein P15 dibanding pada kulit normal.

"Ketika protein P15 pada tahi lalat berkurang, maka potensi munculnya kanker melanoma semakin tinggi," imbuhnya. (Zeenews)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI