Ini yang Terjadi Kalau Sering Mengunyah Permen Karet

Selasa, 04 Agustus 2015 | 19:14 WIB
Ini yang Terjadi Kalau Sering Mengunyah Permen Karet
Claire Embleton (38) yang gemar mengunyah permen karet. (Bruce Adams/Daily Mail)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mengunyah permen karet kerap menjadi salah satu alternatif untuk mengusir kebosanan. Bahkan, kebiasaan ini dianggap bisa melumaskan otot -otot di bagian rahang.

Sayangnya, apa yang dialami Claire Embleton justru sebaliknya. Ibu dari empat orang anak ini merasa sulit untuk menganga sehingga rahangnya harus dioperasi.

Claire diketahui memiliki kebiasaan mengunyah permen karet bebas gula sejak lima tahun lalu. Ia biasa mengunyah permen karet rata-rata lima jam hingga tujuh jam sehari. Hal ini dilakukannya karena berpikir bahwa mengunyah permen karet bebas gula bisa menyehatkan gigi.

Namun, sejak dua tahun lalu, perempuan berusia 38 tahun ini merasakan hal yang berbeda ketika mengunyah. Ada bunyi 'krik' yang dirasakannya meski tidak merasakan nyeri apapun di bagian rahang.

"Di kemasan sendiri tak ada peringatan batas untuk mengunyah permen karet. Saya juga tidak merasakan apapun meski ada bunyi krik di rahang saat mengunyah," kata Claire seperti dilansir laman Daily Mail.

Hingga pada suatu hari, tiba-tiba Claire merasa tak bisa membuka mulutnya saat mengunyah permen karet. Sejak itu ia merasa tak nyaman saat makan atau berbicara dengan orang lain.

Oleh dokter, perempuan yang berprofesi sebagai manajer IT ini didiagnosis mengalami kondisi yang dikenal dengan  Temporomandibular Joint Disorder (TMJD), dimana otot di rahang terlalu keras dalam bekerja sehingga menyebabkan ketegangan.

Selama enam bulan ia harus menjalani fisioterapi untum menghilangkan tulang rawan dan jaringan parut yang menebal.

Namun, hasilnya nihil. Dokter pun menyarankan Claire untuk menjalani operasi penggantian rahang akhir bulan ini. Sayangnya, operasi ini akan meninggalkan bekas luka yang cukup mengganggu di bagian wajahnya.

"Saya tak punya pilihan lagi. Saat ini saya kesulitan berbicara dan tidak bisa makan. Saya hanya ingin kembali normal seperti sediakala," imbuhnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI