Suara.com - Menjelang Hari Raya Idul Fitri, jutaan warga Indonesia berduyun-duyun pulang ke kampung halamannya. Tak sedikit para pemudik yang memilih perjalanan malam hari karena alasan suhu udara yang sejuk.
Selain itu, pemudik juga bisa bebas menyantap makanan selama di perjalanan karena telah berbuka puasa. Sayangnya, mudik di malam hari juga berisiko mengakibatkan kecelakaan karena faktor mengantuk dan kelelahan.
Oleh karena itu, penting bagi Anda yang berencana mudik di malam hari untuk tidur beberapa jam sebelum berangkat.
"Ketika mudik, istirahatlah yang cukup sebelum berangkat terutama bagi pemudik yang menggunakan jalan darat. Normalnya tidur minimal enam jam sebelum mudik," kata dokter Kamaruddin Askar, Kepala Bidang Pengabdian Masyarakat PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) saat diwawancarai, baru-baru ini.
Selain mencukupi kebutuhan istirahat, dokter Askar juga mengimbau pemudik yang membawa kendaraan pribadinya sendiri untuk menyiapkan supir pengganti. Menurutnya, sekuat apapun stamina seseorang, tetap memiliki batasan dalam berkonsentrasi.
"Perjalanan yang lebih dari 12 jam harus ada supir pengganti. Maksimal 12 jam lalu bergantian. Hal ini dilakukan agar tenaga tidak terforsir, manfaatkan juga rest-rest area di sepanjang jalur mudik," imbuhnya.
Ia juga mengimbau para pengemudi untuk tidak menahan keinginan buang air kecil terlalu lama karena bisa menyebakan timbulnya infeksi saluran kencing.
"Biasanya kalau macet orang akan tahan untuk kencing. Ini bisa memicu infeksi saluran kencing. Lama-lama ditahan bisa terjadi berbagai macam penyakit," pungkasnya.