Sebagian Perempuan Mengaku Iritasi dengan Pembalut Merek Tertentu

Kamis, 09 Juli 2015 | 11:41 WIB
Sebagian Perempuan Mengaku Iritasi dengan Pembalut Merek Tertentu
Ilustaasi pembalut. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) baru-baru ini merilis hasil temuan uji sampling terhadap 9 merek pembalut dan tujuh merek pantyliner yang positif mengandung zat kimia klorin. Namun temuan itu dipatahkan oleh Kementerian Kesehatan.

Peneliti YLKI, Arum Dinta menyebut bahwa reaksi yang ditimbulkan oleh pemakaian pembalut berklorin antara lain iritasi, gatal-gatal, keputihan, hingga kanker.

Temuan ini sontak saja menyiratkan kekhawatiran di sebagian kalangan kaum hawa yang memang menjadi konsumen tetap pembalut sebagai penyelamat di kala haid. Bahkan tak sedikit di antara mereka yang mengaku merasakan iritasi ketika menggunakan pembalut merek tertentu yang tercantum dalam daftar pembalut berklorin oleh YLKI.

"Tapi memang sih kalau pakai yang merek di daftar paling atas selalu alergi. Sampai ruam-ruam gitu. Jadi nggak pakai lagi dan beralih ke merek lain, Alhamdulillah nggak kenapa-napa," kata Anisa (23) seorang pegawai kantoran kepada suara.com, Kamis (9/7/2015).

Keluhan yang sama juga datang dari perempuan bernama Ajeng (22). Ia mengaku bahwa merasakan iritasi dan gatal-gatal di organ kewanitaannya ketika menggunakan merek pembalut tertentu yang tercantum di daftar temuan YLKI.

"Kalau pakai pembalut merek yang itu (urutan teratas temuan versi YLKI) emang rada panas dan jadi gatel-gatel. Sejak itu ganti ke pembalut merek lain," imbuh Ajeng.

Keluhan gatal setelah mengenakan merek pembalut tertentu juga dirasakan oleh perempuan bernama Firli (23). Sejak merebaknya pemberitaan mengenai pembalut berklorin ini, Firli pun berniat membeli pembalut dengan merek lain yang lebih rendah kadar klorinnya menurut temuan YLKI.

"Nggak mau pakai merek itu lagi. Memang murah sih pembalut yang itu. Tapi kalau murah terus sakit buat apa?" ujarnya.

Sementara itu, ada pula konsumen yang tak merasakan keluhan apapun meski menggunakan pembalut bermerek tertentu yang namanya tercantum dalam daftar teratas pembalut berklorin. Hana (23) berpendapat bahwa keluhan iritasi dan gatal-gatal setelah pemakaian pembalut merupakan kasus individual.

"Gue pakai merek itu dari dulu nggak ada keluhan apa-apa. Intinya beda kulit beda rasa. Kayak sabun muka aja cocok-cocokan," ujar Hana.

Sependapat dengan Hana, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek menegaskan bahwa iritasi dan gatal akibat pemakaian pembalut merupakan kasus individual yang efeknya bisa saja berbeda setiap orang.

"Masalah iritasi atau keputihan itu sensitif sekali. Ada orang yang nggak mengalami itu (iritasi). Itu kan pembalut, kalau dipakai terlalu lama ya jangan, harus sering diganti," kata Menkes Nila saat ditemui di Jakarta, Selasa (7/7/2015).

Lalu bagaimana menurut Anda, ladies?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI