Mengenal Craniopagus, Kondisi yang Dialami Bayi Kembar Siam Aceh

Sabtu, 27 Juni 2015 | 13:58 WIB
Mengenal Craniopagus, Kondisi yang Dialami Bayi Kembar Siam Aceh
Bayi perempuan kembar, Fitri Rahmawati dan Fitri Sakinah [Alfiansyah Ocxie]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hari ini, Sabtu (27/6/2015), bayi kembar siam dempet kepala asal Aceh, Fitri Rahmawati dan Fitri Sakhina menjalani operasi pemisahan tahap pertama di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Kasus bayi kembar dempet kepala ini merupakan kasus yang sangat jarang sekaligus sulit ditangani.

Menurut pernyataan resmi dari Ketua Tim Medis pemisahan bayi kembar siam RSPAD Gatot Subroto, Letkol Cam dr Agus Yunianto, SpBS, secara teori kembar siam dempet di bagian kepala atau dikenal dengan istilah Craniopagus, terjadi ketika satu sel telur membelah secara sempurna dan masing-masing berkembang sehingga terdapat dua badan utuh, dua pasang tangan dan kaki utuh, dan dua kepala utuh.

Namun, pada saat pembentukan jaringan otak prosencefalon saling bersinggungan sehingga dua otak yang terbentuk akan diselimuti oleh dua tulang tengkorak lengkap dengan kulit menyatu.

"Sehingga kalau kita operasi prinsipnya adalah memisahkan kulitnya kemudian tulang tengkoraknya dan terakhir pembungkus otak dan sinus atau pembuluh darah balik yang menempel," terangnya.

Kondisi kembar siam dempet kepala, lanjut Agus, bisa terjadi sebagian atau total. Pada kondisi dempet kepala sebagian, sebagian besar tulang tengkorak dan otak terpisah sehingga struktur pembuluh darah tidak ada yang menyatu.

"Sedangkan pada kembar siam dempet kepala total defek tulang sangat besar, bagian dempet luas dan meliputi pembuluh darah sehingga tidak mungkin untuk dipisahkan," imbuhnya.

Berdasarkan pemeriksaan aliran darah di otak dengan Digital Subtraction Angiography ditemukan terdapat aliran yang menyatu dari pembuluh darah kedua bayi ini. Menurut Agus, jika langsung dilakukan pemisahan dikhawatirkan salah satu bayi akan kekurangan aliran darah sehingga bisa mengganggu bahkan menyebabkan kematian.

Proses operasi itu sendiri, kata dia, akan dibagi ke dalam tiga tahap, yakni craniectomy untuk memisahkan batok kepala, preparasi kulit untuk persiapan flap dan terahkir fase definitif untuk memisahkan dura dan otaknya serta penutupan dengan flap.

"Pembagian operasi dalam tiga tahap ini bertujuan untuk menghindari risiko pendarahan dan operasi yang memakan waktu lama," imbuh Agus.

Jika operasi tahap pertama ini berhasil maka pasien akan menjalani operasi tahap kedua yang rencananya dilaksanakan pada Kamis (23/7/2015) dan operasi tahap ketiga pada Senin (3/8/2015) di Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta. Pemindahan bayi ke Yogyakarta akan dilaksanakan pada Senin (13/7/2015).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI