Suara.com - Bulan Ramadan menjadi salah satu bulan yang paling di nanti - nanti oleh seluruh umat muslim di dunia.
Selama satu bulan penuh seluruh umat muslim wajib menjalankan ibadah puasa dari matahari terbit hingga matahari terbenam, lalu bolehkah seorang perempuan yang sedang menyusui bayi ikut berpuasa?
Menurut konselor laktasi yang juga Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia Yogyakarta Francisca Maria ibu menyusui boleh berpuasa, namun harus memperhatikan beberapa hal.
"Kalau dilihat dari sudut pandang laktasi, busui (ibu menyusui) boleh puasa selama busui dalam kondisi yang fit, jadi busui harus yakin betul kalau badannya cukup kuat untuk berpuasa," kata Francisca.
Francisca menambahkan untuk ibu menyusui anaknya masih ASIX (umur bayi 0-6 bulan) disarankan untuk tidak berpuasa, namun kembali lagi ke kondisi si ibu.
Francisca juga mengatakan pada dasarnya kualitas ASI dari ibu menyusui yang sedang berpuasa maupun tidak berpuasa pada dasarnya sama.
"Secara kualitas ASI sama, untuk bisa memproduksi ASI, tubuh busui memerlukan 700 kalorie. Tubuh perempuan dengan status gizi yang baik butuh 200 kalori yang diambil dari cadangan lemaknya, yang 500 dari makanannya, jadi kalaupun ibu tidak cukup makan, ASI-nya tetap baik kualitasnya. Kecuali ibu dengan status gizi buruk atau malnutrisi," kata Francisca.
Meskipun demikian, Francisca mengingatkan setiap ibu menyusui yang akan berpuasa harus mengingat beberapa hal penting, di antaranya, jika merasa pusing, mual, keringat dingin lebih baik segera batalkan puasa.
Menurut Francisca, jika ibu menyusui sudah yakin fisiknya mampu untuk berpuasa, tetap harus makan tiga kali sehari dengan gizi seimbang yaitu, ketika sahur, berbuka, dan setelah tarawih atau sebelum tidur.
Selain itu, ibu menyusui juga harus cukup minum air putih minimal delapan gelas, setelah berbuka sampai sahur.