Hati-hati, Penyakit Kronis Bisa Picu Radang Otak

Jum'at, 12 Juni 2015 | 11:34 WIB
Hati-hati, Penyakit Kronis Bisa Picu Radang Otak
Ilustrasi orang sakit. (Youtube)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa penyakit kronis yang dialami seseorang bisa memicu radang otak. Kecemasan dan gangguan pada pikiran seseorang saat menderita penyakit kronis dapat mempengengaruhi aktivitas pada otak, seperti nyeri saraf jangka panjang di daerah-daerah yang mengatur suasana hati dan motivasi seseorang.

"Selama lebih dari 20 tahun, para ilmuwan telah menemukan bagaimana mekanisme obat seperti opioid, yang biasa digunakan untuk depresi yang sifatnya candu, dapat meredakan rasa sakit," kata salah satu peneliti Catherine Cahill, yang juga profesor anestesiologi & perawatan perioperatif di University of California, Irvine di Amerika Serikat.

"Temuan kami ini dapat berdampak pada paradigma seseorang yang selama ini mereka anggap benar tentang penyakit kronis. Nyatanya tidak hanya mempengaruhi rasa sakit yang berpengaruh pada fisik, tapi penyakit kronis juga memang akan mengganggu saraf," kata Cahill.

Fakta ini juga bisa menjadi berita baik, karena penyembuhan penyakit kronis juga bisa diredakan bahkan disembuhkan oleh pikiran positif pasien itu sendiri. Sebaliknya, pikiran negatif juga bisa memperburuk penyakit yang diderita pasien.

Untuk mendapatkan temuan ini peneliti melakukan percobaan pada tikus yang memiliki penyakit cukup kronis. Ternyata peneliti menemukan adanya peradangan otak yang mempercepat penurunan sel-sel kekebalan yang disebut mikroglia.

Sel-sel ini memicu sinyal kimia neuron yang membatas pelepasan dopamin, suatu neurotransmitter. Fungsinya membantu mengontrol rasa senang di pusat otak. Penelitian ini juga mengungkapkan kenapa obat opioid seperti morfin dapat melawan rasa nyeri pada penyakit kronis secara efektif.

Intinya, penderita penyakit kronis harus mewaspadai dampak besar pada gangguan otak seperti depresi. Cara terbaik adalah dengan mengurangi rasa cemas dan sedih, tentu bisa membatasi hal itu terjadi. (Zeenews)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI