Rajin Berolahraga Tingkatkan Prestasi Anak

Selasa, 19 Mei 2015 | 19:03 WIB
Rajin Berolahraga Tingkatkan Prestasi Anak
Peluncuran gerakan Indonesia SeGar pada Selasa (19/5) di Jakarta. (suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan, hampir separuh dari penduduk Indonesia berusia 10 tahun ke atas menjalani gaya hidup tak aktif. Bahkan, pada kelompok usia anak-anak 10-14 tahun, ditemukan bahwa 67 persen diantaranya kurang melakukan aktivitas fisik. Padahal pola hidup tak aktif bisa meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti obesitas, hipertensi, diabetes hingga serangan jantung.

Tak hanya mencegah timbulnya risiko penyakit tidak menular, menjalani aktivitas fisik menurut dr Andi Kurniawan, seorang dokter spesialis olahraga sekaligus tim ahli Indonesia SeGar juga dapat meningkatkan prestasi belajar anak.

"Banyak orang tua yang membatasi anaknya melakukan olahraga karena takut kelelahan, padahal anak yang rutin melakukan aktivitas fisik, prestasi akademiknya bisa meningkat," kata dr Andi saat temu media bertajuk 'Bangun Generasi yang Brrrgerak!' di Jakarta, Selasa, (19/5/2015).

Alasannya, dr Andi menambahkan, olahraga dapat merangsang bagian otak yang berperan sebagai pusat belajar dan penyimpanan memori. Sehingga, anak yang rutin melakukan aktivitas fisik memiliki konsentrasi yang bagus sehingga lebih mudah menerima pelajaran di sekolah.

Pernyataan dr Andi diperkuat oleh psikolog sosial, Elizabeth Santosa. Menurutnya, aktivitas fisik secara teratur bisa meningkatkan sirkulasi darah ke otak sehingga memengaruhi kemampuan kognitif dan afektif anak.

"Jika anak konsentrasi maka bisa mempengaruhi prestasinya, kreativitasnya akan muncul. Anak juga akan terlatih dalam menyelesaikan masalah sendiri dan terbiasa untuk berpikir positif," imbuh Elizabeth.

Menurutnya, idealnya, anak menjalani aktivitas fisik sedang atau berat minimal 60 menit sehari. Oleh karena itu diperlukan peran dari guru-guru di sekolah untuk mengintegrasikan aktivitas fisik ke dalam semua mata pelajaran.

"Anak mendapat pelajaran PENJASKES sehari dalam seminggu, tentu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan gerak 60 menit sehari. Oleh karena itu guru dari mata pelajaran lain bisa menyelipkan aktivitas fisik ringan saat kegiatan belajar berlangsung seperti streching di sela-sela pelajaran, atau observasi biologi di luar ruangan," imbuh dr Andi.


BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI