Didiagnosis Mati Otak, Gadis Ini Pulih Kembali

Sabtu, 16 Mei 2015 | 06:31 WIB
Didiagnosis Mati Otak, Gadis Ini Pulih Kembali
Taylor Hale, kini sembuh seperti sediakala. (Sumber: Facebook)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang gadis berusia 14 tahun, Taylor Hale yang sudah didiagnosis mengalami mati otak (brain dead) secara ajaib bisa kembali sembuh.

Bermula saat Hale berusaha untuk menahan salah satu temannya pergi, Hale kemudian terjatuh dan kepalanya terbentur trotoar jalan.

Hale pun dilarikan ke rumah sakit dan dokter menyebut bahwa Hale menderita trauma kepala dan mengalami koma.

Satu minggu kemudian, keadaan tidak membaik, bahkan cedera otak Hale berkembang menjadi perdarahan otak yang membuat sebagian otaknya mulai masuk ke tulang belakang.

Hale pun didiagnosa tidak akan bisa sembuh dan hanya bisa hidup dengan bergantung pada alat pendukung hidup.

Seperti dilansir laman Daily Mail, keluarga sudah mengikhlaskan Hale dan berencana untuk mencabut alat pendukung hidupnya.

Namun keajaiban terjadi manakala keluarga dan seorang religius, Jeff Stickel, datang untuk mengucapkan salam perpisahan.

Stickel meminta keluarga untuk berdoa bersama agar Hale bisa diberi kemudahan.

Pada hari yang sama, alat pendukung hidup Hale pun dicabut. Namun bukan garis lurus yang didapat, secara ajaib Hale justru berusaha untuk bernapas sendiri.

Dokter tidak bisa menjelaskan fenomena tersebut. Namun Hale, yang sempat koma satu minggu tersebut secara perlahan mendapatkan kembali 'kehidupannya' meski dengan cara yang tidak mudah.

"Ini jelas ada campur tangan dari Tuhan. Hanya itu yang bisa menjelaskan fenomena ini," kata orang tua Hale, Chuck Hale.

Hale harus terapi rutin untuk bisa makan, berjalan dan berbicara. Dia juga kehilangan memori jangka panjangnya yang membuatnya harus bekerja dua kali lipat lebih keras untuk bisa lulus dari sekolah.

Empat tahun pascakecelakaan tersebut, kini Hale sudah lulus dari sekolah dan berniat melanjutkannya ke universitas.

"Ini merupakan pemulihan yang paling menyakitkan dan stres. Tapi saya harus melakukan apa yang harus saya lakukan," kata Hale.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI