Studi: Alergen dari Kucing dan Kecoa Tingkatkan Risiko Glukoma

Kamis, 14 Mei 2015 | 16:27 WIB
Studi: Alergen dari Kucing dan Kecoa Tingkatkan Risiko Glukoma
Ilustrasi pecinta kucing. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bagi Anda yang gemar bermain dengan kucing, sebaiknya kini mulai berhati-hati. Pasalnya, sebuah studi menunjukkan paparan kucing dan kecoa bisa meningkatkan risiko penyakit glukoma yang menyerang indera penglihat Anda.

Dalam studi yang dipublikasikan dalam American Journal of Ophthalmolgy ini juga menunjukkan bahwa kontak dengan Anjing justru bisa menjaga Anda dari penyakit yang umumnya menyerang mata.

Seperti diketahui, orang yang mengidap glukoma memiliki tingkat imunoglobulin E (lgE) yakni antibodi alergi kucing dan kecoa yang lebih tinggi dibanding orang sehat lainnya. Kadar lgE yang meningkat dikaitkan dengan beberapa gangguan imunologi seperti asma dan demam.

Peneliti dari University of California, Los Angeles menganalisis data dari 1678 responden berusia 50-60 tahun. Responden ini diminta menjalani tes alergi antara lain debu, kucing, anjing, kecoa, dan tikus.

Hasil juga menunjukkan bahwa 5,1 persen responden didiagnosis mengalami glukoma. Dari jumlah tersebut 14,3 persen responden memiliki kadar lgE yang tinggi untuk kucing dan 19,1 persen untuk kecoa.

Peneliti menduga bahwa alergen pada kucing atau kecoa memiliki sifat biokimia atau fisik yang memicu antibodi menargetkan saraf optik. Sementara alergen anjing menghabiskan lebih banyak waktu di luar.

Diperkirakan 27 juta warga Amerika mengidap glukoma, yakni penyakit mata yang disebabkan kerusakan di bagian saraf optik. (Foxnews)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI