Suara.com - Ibu hamil (bumil) dan ibu menyusui (busui) membutuhkan asupan cairan yang lebih banyak ketimbang perempuan biasa.
Menurut temuan yang didapat Indonesian Hydration Working Group (IHWG), asupan cairan bumil rata-rata 2381 mL per hari dan busui lebih banyak, yaitu 2575 mL per hari.
Lantas apa akibatnya jika bumil kekurangan cairan? Menurut Ketua IHWG yang juga dr Budi Wiweko SpOG, kekurangan cairan tak hanya menyebabkan ibu hamil mengalami dehidrasi tetapi juga bisa membahayakan janin dalam kandungan.
"Kalau asupan cairan kurang akan memengaruhi air ketuban. Kalau air ketuban kurang, perkembangan janin terganggu," jelasnya dalam temu media bertajuk 'Kenali dan Pahami Overhidrasi' di Jakarta, Selasa (5/5/2015).
Penelitian yang dilakukan di tiga kota, yakni Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya ini menunjukkkan bahwa 55.9 persen bumil usia 20-35 tahun selalu merasakan haus. Namun hanya 13,9 persen yang memiliki tanda bibir kering.
Kemudian 31,9 persen tidak buang air besar setiap hari, dan 6,4 persen memiliki gejala sensasi nyeri pada kandung kemih.
Wakil Ketua IHWG dr Aida Riyanti, SpOG menambahkan jika ketuban ibu hamil pecah sehingga cairan berkurang maka bayi tak akan bisa bergerak dengan maksimal yang memicu terjadinya kelainan. Oleh karena itu bumil sebaiknya menambah asupan cairan dari kebutuhan normalnya sebanyak 300cc per hari.
"Ketuban itu seperti bantalannya bayi. Kalau kurang cairan, bayi enggak berkembang maksimal, enggak bisa bergerak maksimal. Pada kasus berat, bisa terjadi kelainan di bagian kaki," imbuhnya.
Ini Akibatnya Bila Ibu Hamil Kurang Minum Air
Rabu, 06 Mei 2015 | 09:23 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Tips Minum Air Putih yang Efektif untuk Kesehatan
21 November 2024 | 08:33 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Health | 08:30 WIB
Health | 07:30 WIB
Health | 18:29 WIB
Health | 16:15 WIB
Health | 15:04 WIB
Health | 08:33 WIB
Health | 08:15 WIB