Risiko Ini Intai Anda yang Kurang Terkena Paparan Sinar Matahari

Ririn Indriani Suara.Com
Jum'at, 01 Mei 2015 | 14:26 WIB
Risiko Ini Intai Anda yang Kurang Terkena Paparan Sinar Matahari
Ilustrasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kurang paparan sinar matahari yang mengandung vitamin D ternyata tak hanya buruk bagi kesehatan kulit dan tulang, tetapi juga bisa memicu kanker pankreas.

Ini ditunjukkan dari hasil studi terkini yang diterbitkan dalam Journal of Steroid Biochemistry and Molecular Biology, belum lama ini.

Dalam studi tersebut para peneliti dari Universitas California San Diego School of Medicine menemukan, kasus kanker pankreas tertinggi terjadi di negara-negara yang paling sedikit terpapar sinar matahari.

"Jika Anda tinggal di tempat yang sangat berawan, Anda tak mendapatkan cukup vitamin D, yang berarti risiko lebih tinggi terkena kanker pankreas," kata penulis studi Dedric F Garland, DrPH.

Kasus kanker pankreas di wilayah yang dekat dengan garis ekuator, lanjut dia, sekitar satu per enam. Kekurangan paparan sinar matahari yang menyebabkan kekurangan asupan vitamin D bisa berkontribusi pada risiko kanker pankreas.

Makanan seperti ikan salmon, tuna, keju dan kuning telur secara alami, kata Garland, memang mengandung vitamin D, tapi kadarnya hanya sedikit.

Para ahli mengungkapkan, di samping dari makanan, orang-orang juga membutuhkan tambahan vitamin D yang diproduksi tubuh saat kulit terpapar sinar matahari.

Kulit yang tidak terpapar sinar matahari langsung seperti terhalang kaca jendela, tidak akan memproduksi vitamin D. Selain itu, langit yang berawan dan kulit berwarna gelap diketahui bisa mengurangi produksi vitamin D.

Berdasarkan data dari World Cancer Research Fund International, diketahui kanker pankreas merupakan salah satu dari 12 jenis kanker paling umum di dunia. Tercatat, 338 ribu kasus baru terdiagnosa setiap tahunnya.

Angka kejadian kanker ini terjadi paling tinggi di Amerika Utara dan Eropa. Sementara angka terendah terjadi di Asia dan Afrika. (eurekalert.org)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI