Terobsesi Makanan Sehat, Bisa Picu Gangguan Mental

Senin, 27 April 2015 | 14:21 WIB
Terobsesi Makanan Sehat, Bisa Picu Gangguan Mental
Ilustrasi makanan sehat (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Saat ini makin banyak orang yang sadar tentang pentingnya makanan sehat. Tak ada yang salah sebenarnya dengan kesadaran ini.  Masalah baru muncul, jika semangat ini terlalu ekstrem diterapkan. Misalnya, sampai meminta latte tanpa kafein kedelai. Beberapa orang juga hanya mau makan makanan yang benar-benar 'bersih' atau sama sekali tidak diproses.

Dr Steven Bratman dalam bukunya "Health Food Junkies", menggambarkan mereka yang terobsesi menjadi sehat dengan hanya mengonsumsi makanan 'bersih' sebagai penderita orthorexia. Kelompok ini tidak mau makan makanan yang tidak bersih atau tidak bergizi. Dengan kata lain, mereka harus dengan cara yang sangat 'benar' daripada hanya sekedar makan.

Bratman menyebut, seiring berjalannya waktu, apa yang dimakan, dari mana makanan berasal, dan bagaimana makanan dimasak, menjadi hal yang sangat penting sehingga menyita sebagian besar hidup para arthorexia.

Masalahnya semakin buruk ketika sangat sedikit dari mereka yang mau melalukan diet (karena makin banyak orang yang tahu bahwa "diet" tidak lagi bekerja. Sebaliknya, mereka lebih memperhatikan makanan 'super bersih' menjadi pembatasan makanan yang terkadang di bawah radar sehat sebagai "perubahan gaya hidup".

Gaya makan 'super teratur' ini semakin didukung oleh profesional kesehatan. Dan berkat kemajuan teknologi dan sosial media banyak informasi tak berdasar yang berkembang di tengah masyarakat.
Sehingga makin banyak orang yang terobsesi pada makanan 'bersih'. Mereka menuntut makanan yang bebas gula, bebas gandum, bebas susu, bebas gluten, ataupun bebas fruktosa.

Tapi jika Anda terus-terusan berpikir tentang makanan sehat tanpa henti dan terlalu khawatir tentang apa yang akan Anda makan, efeknya adalah bisa mengganggu mental (misalnya perubahan suasana hati), kesehatan sosial (misalnya hubungan) atau fisik (misalnya kekurangan gizi), ini juga bisa menjadi tanda peringatan dari perkembangan ke dalam masalah yang lebih klinis, seperti gangguan makan.

Jadi, tak perlu terlalu terobsesipada makanan yang serba bebas itu. Makan sehat berarti Anda lebih banyak makan buah dan syuran segar, beragam sumber karbohidrat (biji-bijian), protein tanpa lemak, lemak sehat, lebih banyak air, dan bahkan boleh sesekali memakan sepotong kue atau burger juga kentang goreng.

Hidup sehat adalah tentang menemukan keseimbangan yang tepat yang sesuai dengan kebutuhan Anda (yang berbeda untuk setiap orang) dan bukan hanya tentang kepatuhan kaku untuk rejimen makan.(news.com.au)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI