Diet Tinggi Serat Cegah Kanker Usus Besar

Ririn Indriani Suara.Com
Sabtu, 25 April 2015 | 10:46 WIB
Diet Tinggi Serat Cegah Kanker Usus Besar
Ilustrasi diet tinggi serat. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dari semua jenis diet yang ada, ternyata diet vegetarian -- diet tinggi serat tanpa mengonsumsi daging, kata DR. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH., MMB dari FKUI/RSCM, mempunyai efek positif dan bisa  mengurangi risiko penyakit degeneratif.

Penyakit degeneratif tersebut, lanjut dia, seperti diabetes (kencing manis), kolesterol dan asam urat tinggi, serta penyakit pembuluh darah jantung atau stroke. Selain itu, kata lelaki yang akrab disapa Dokter Ari, diet vegetarian juga berhubungan dengan pencegahan berbagai penyakit kanker seperti kanker usus besar (kolorektal).

"Berbagai studi terus dilakukan untuk melihat peran diet tinggi serat ini lebih lanjut," jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima suara.com di Jakarta, Sabtu (25/4/2015)

Kanker usus besar, kata Dokter Ari, saat ini di Amerika sudah menjadi salah satu tiga besar penyebab kanker terbanyak dan penyebab kedua kematian karena kanker. Nah, diet tinggi serat untuk mencegah kanker ini merupakan salah satu upaya yang harus dilakukan.

Peran awal penelitian serat untuk kesehatan pun, tambah Dokter Ari, dibuktikan dengan adanya angka kejadian kanker usus besar yang lebih tinggi pada orang white African yang lebih banyak mengonsumsi daging dan kurang serat ketimbang kelompok black African yang mempunyai angka kejadian yang lebih rendah. Ini dikarenakan mereka lebih banyak mengonsumsi serat.  

"Adanya perbedaan kasus kolorektal pada kedua kelompok tersebut membuktikan bahwa serat mempunyai peran untuk terjadinya kanker kolorektal," imbuhnya.

Lebih lanjut Dokter Ari mengatakan salah satu artikel mutakhir yang mempublikasi peran serat muncul pada awal Maret 2015 di JAMA Internal Medicine, salah satu jurnal ternama dari Amerika.

Penelitian ini melibatkan hampir 80.000 orang dewasa. Dari 80.000 orang tersebut dibagi menjadi lima kelompok sesuai dengan diet sehari-hari: vegan/vegetarian murni (8 persen dari populasi), lacto-ovo-vegatarian/tidak mengonsumsi daging merah dan putih tapi mengonsumsi telur dan susu (29 persen), pesco-vegetarian/tidak mengonsumsi daging merah tapi masih mengosumsi daging putih (ikan atau ayam) (10 persen), semi vegetarian/makanan utama sayur-sayuran dan kacang-kacangan sesekali masih mengosumsi daging (6 persen) dan non vegetarian (48 persen).  

Selanjutnya pada populasi dengan lima kelompok diet ini dilakukan follow up selama tujuh tahun. Dalam perjalanan tujuh tahun tersebut, ternyata para peneliti mencatat dari 80.000 kasus tersebut terjadi 490 kasus dengan kanker kolorektal.

Hasil studi menunjukkan bahwa pada kelompok dengan diet vegetarian mempunyai angka kejadian kanker kolorektal yang lebih rendah ketimbang pada kelompok yang tidak vegetarian. Evaluasi lebih lanjut dari kelompok diet vegetarian juga menemukan adanya penurunan jumlah kasus kanker usus besar yang paling signifikan pada kelompok pesco-vegetarian.

Hal ini  membuktikan bahwa diet vegetarian, kata Dokter Ari, dapat mencegah kanker usus besar terutama pada kelompok yang tidak mengonsumsi daging merah, tapi masih mengosumsi daging putih seperti ikan atau ayam.   

"Jika memang tidak memungkinkan untuk tidak mengonsumsi daging, yang penting adalah tetap mengonsumsi buah dan sayuran sepanjang hari dengan mengikuti anjuran 5 servings konsumsi sayur dan buah," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI