Awas, Bali Krisis Vaksin Antirabies

Esti Utami Suara.Com
Minggu, 05 April 2015 | 14:29 WIB
Awas, Bali Krisis Vaksin Antirabies
Ilustrasi vaksin rabies (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Provinsi Bali saat ini mengalami krisis ketersediaan vaksin anti-rabies karena stok yang ada hanya mencukupi untuk dua sampai tiga minggu ke depan.

"Vaksi anti-rabies (VAR) masih tersedia sekitar 9.000 vial, ini hanya cukup dua sampai tiga minggu. Sedangkan rata-rata jumlah gigitan anjing sehari 120, sedangkan satu orang perlu empat vial vaksin," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya di Denpasar, Minggu (5/4/2015).

Menurut dia, permasalahan kelangkaan VAR ini disebabkan karena Bio Farma selaku rekanan dalam pengadaan VAR belum mampu menyediakan sesuai dengan harga dalam kontrak.

"Kami sudah tender dan bahkan beberapa kabupaten sudah kontrak. Ternyata Bio Farma tidak siap, jadi Bio Farma tidak bisa menyediakan vaksin seharga Rp78 ribu per vial, padahal dalam e-katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) tercantum harga demikian," ujarnya.

Suarjaya menambahkan tahun lalu, harga VAR per vialnya sesuai dengan harga tender Rp155 ribu, namun pada awal 2015 dalam e-katalog disebutkan harga VAR per-vialnya menjadi Rp78 ribu.

"Kalau sudah di e-katalog menyatakan harganya segitu, kami harus memakai itu sebagai dasarnya dan kami sudah berkoordinasi dengan LKPP," ucapnya.

LKPP, ujar dia, sebelumnya memenangkan Bio Farma sebagai rekanan pengadaan vaksin dan harganya Rp78 ribu. Namun sayangnya ketika sudah ada kontrak, distributor Bio Farma di daerah tidak mampu menyediakan dengan alasan kosong.

Mengatasi masalah ini, Suarjaya mengaku telah berkoordinasi dengan LKPP dan jika ternyata tidak ada jalan keluarnya juga, maka pihaknya meminta pada Kementerian Kesehatan untuk mensubsidi penyediaan VAR.

"Kami sudah kontak, tetapi belum ada respons dari Kementerian Kesehatan. Biasanya kami jika sudah ada kekosongan vaksin, Kemenkes yang mensubsidi," katanya.

Pemerintah Provinsi Bali setiap tahunnya menganggarkan hampir Rp9 miliar untuk penyediaan VAR, demikian juga kabupaten/kota juga rata-rata menganggarkan dengan jumlah yang sama. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI