Hasil Uji Coba Vaksin Ebola Ini Aman dan Efektif

Jum'at, 03 April 2015 | 15:07 WIB
Hasil Uji Coba Vaksin Ebola Ini Aman dan Efektif
Ilustrasi vaksin ebola. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ebola adalah salah satu jenis penyakit yang disebabkan oleh virus Ebola. Ebola menjadi penyakit yang berbahaya akhir-akhir ini, karena menimbulkan kematian yang cukup banyak di negara tertentu.

Sebuah percobaan untuk mengembangkan pengobatan ebola telah dilakukan, walaupun masih tahap awal namun akan mejadi kabar yang menggembirakan. Studi ini telah menguji calon vaksin yang disebut VSV-ZEBOV yang di publikasikan pada The New England Journal of Medicine.

"Vaksin VSV-ZEBOV menjadi suatu yang menjanjikan karena setalah diuji melalui tahapan produksi dosis tinggi terhadap antibodi manusia, secara keseluruhan vaksin ini aman sehingga bisa menjadi kandidat untuk mengusir wabah Ebola," kata Richard Davey dari National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID), Amerika Serikat.

Percobaan dilakukan kepada relawan yang diberikan vaksin. Efek samping yang diberikan vaksin ini seperti nyeri pada tempat suntikan, kemudian terjadi demam ringan selama 12 sam 36 jam setelah vaksinasi.

Vaksin yang menjadi kandidat ini dikembangkan oleh para ilmuwan Public Health Agency of Canada. Selanjutnya vaksin ini mendapatkan ijin untuk diproduksi secara luas oleh sebuah perusahaan obat NewLink Genetika Corp of Ames yang bekerja sama dengan Merck & Co. Inc, dari Kenilworth, New Jersey di Amerika Serikat.

Seperti kita ketahui, biasanya vaksin itu dibuat dari penyakit itu sendiri, sama halnya dengan VSV-ZEBOV, namun tidak secara keseluruhan mengandung virus ebola itu sendiri. Vaksin yang bisa disebut eksperimental ini menjadi harapan baru, terutama untuk beberapa negara yang rentan terhadap virus Ebola.

Uji coba vaksin ini bukan satu-satunya, sebelumnya sebuah penelitian telah membuat vaksin Ebola lain yang dikembangkan oleh Beijing Institute of Biotechnology dan Tianjin Cansino Biotechnology di China. (Zeenews)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI