"Seperti nanas, kiwi, dan pepaya - saya mendapat informasi bahwa bromelain memangsa lapisan protein tertentu pada sel kanker," sambungnya.
Candice juga berhenti makan daging, yang konon membuat banyak energi tubuh untuk mencernanya.
"Ada sebuah protein dalam produk olahan hewan yang justru memberi makan sel kanker dan ketika saya makan banyak, tubuh saya tidak bisa menyembuhkan diri karena seluruh energi kita terbuang untuk mencerna makanan," katanya.
"Saat ini tidak ada tumor yang tersisa di dalam tubuh saya. Saya amat bersyukur. Saya menjadi diri saya seutuhnya," sambungnya.
Candice juga menjauhi produk-produk kosmetika, semprotan pembersih, rokok dan mulai rutin melakukan yoga. Candice juga menceraikan suaminya yang menurutnya, tidak mendukung upayanya untuk sembuh dari kanker.
Setelah enam bulan menjalani pola hidup sehat, Candice kembali pergi ke dokter. Dari hasil pemeriksaan, sel-sel kanker dalam tubuh Candice hampir hilang seluruhnya.
Kadar thyroglobulin, protein yang diproduksi sel-sel kanker, di tubuh Candice berkurang drastis, dari 13 ke 0,7 nanogram per mililiter. Tes terbaru yang ia jalani malah menunjukkan hasil lebih menggembirakan. Kadar protein tersebut menurun jadi hanya 0,2 saja, hanya 0,1 lebih tinggi dari batasan normal.
Candice kini aktif dalam kegiatan seni dan punya agensi model. Ia juga membuat sebuah situs yang bertujuan memotivasi orang untuk memantau dan menjaga kesehatan tubuh.
Pakar onkologi Mark Simon, direktur Nutritional Oncology Research Institute di California adalah salah satu orang yang turut berjasa membantu Candice untuk sembuh.
"Asupan makanan memegang peranan penting, juga olah raga, pikiran positif, dan spiritualitas," kata Simon.